India Selidiki Serangan Drone di Pangkalan Udara Jammu

India Selidiki Serangan Drone di Pangkalan Udara Jammu

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 28 Jun 2021 12:16 WIB
Sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan militer China di Ladakh, Kashmir, yang masuk pegunungan Himalaya. Begini potret di Ladakh usai bentrokan terjadi.
Ilustrasi (dok. AP Photo)
New Delhi -

Para penyidik sedang menyelidiki dugaan serangan drone di sebuah pangkalan udara di India bagian utara. Dua orang telah ditangkap terkait insiden ini.

Seperti dilansir AFP, Senin (28/6/2021), para pakar menyebut serangan semacam itu menjadi yang pertama di wilayah India dan memicu kekhawatiran soal keamanan di instalasi militer.

"Dua ledakan dengan intensitas rendah dilaporkan terjadi pada Minggu (27/6) pagi waktu setempat di area teknis Pangkalan Angkatan Udara Jammu. Satu ledakan memicu kerusakan ringan pada atap sebuah gedung, sementara yang lain meledak di sebuah area terbuka," demikian pernyataan Angkatan Udara India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada kerusakan pada perlengkapan apapun. Penyelidikan sedang berlangsung bersama dengan lembaga-lembaga sipil," imbuh pernyataan itu.

Direktur Jenderal Kepolisian Jammu dan Kashmir, Dilbagh Singh, menyatakan bahwa sebuah 'drone dengan muatan' yang diduga biasa digunakan untuk 'menjatuhkan bahan peledak'.

ADVERTISEMENT

Singh menyebut insiden itu sebagai 'serangan teror' dalam wawancara dengan media lokal Press Trust of India.

Surat kabar The Indian Express melaporkan bahwa dua orang telah ditangkap terkait insiden ini. Dilaporkan juga bahwa dua orang di pangkalan udara itu mengalami luka ringan.

Simak video 'Drone Serang Pangkalan Udara India di Kashmir':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut seorang pejabat setempat kepada AFP, tim dari satuan tugas pemberantasan terorisme India, Badan Investigasi Nasional, telah tiba di Jammu untuk melakukan penyelidikan.

Kepolisian dilaporkan telah mengajukan laporan pertama soal serangan tersebut di bawah undang-undang antiterorisme. Singh tidak menyebut lebih lanjut soal individu atau kelompok yang dicurigai ada di balik ledakan itu.

Dalam pernyataan pada Minggu (27/6) waktu setempat, Singh menyatakan bahwa polisi menemukan sebuah bahan peledak seberat 5-6 kilogram di lokasi berbeda. Seorang tersangka ditahan terkait temuan itu, namun media lokal menyebut penangkapan itu tidak terkait dengan serangan di pangkalan udara.

Dia mengatakan 'serangan teror besar' telah digagalkan, karena peledak itu diduga 'diterima oleh anggota LET (kelompok militan Lashkar-e-Taiba) dan akan ditanam di beberapa tempat ramai'. Kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai organisasi terorisme.

Wilayah Jammu dan Kashmir dibentuk setelah negara bagian dengan nama yang sama di wilayah India dilucuti dari status semi-otonominya pada Agustus 2019 oleh pemerintah nasionalis Hindu. Wilayah itu kemudian dipecah menjadi dua wilayah yang dikontrol secara langsung oleh pemerintah nasional, yakni Jammu dan Kashmir, dan Ladakh.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads