Presiden Baru Iran Akan Pulihkan Hubungan dengan Arab Saudi

Presiden Baru Iran Akan Pulihkan Hubungan dengan Arab Saudi

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 22 Jun 2021 11:23 WIB
Irans new President-elect Ebrahim Raisi waves to participants at the conclusion of his press conference in Tehran, Iran, Monday, June 21, 2021. Raisi said Monday he wouldnt meet with President Joe Biden nor negotiate over Tehrans ballistic missile program and its support of regional militias, sticking to a hard-line position following his landslide victory in last weeks election. (AP Photo/Vahid Salemi)
Ebrahim Raisi (AP Photo/Vahid Salemi)
Teheran -

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi, menyatakan bahwa memulihkan hubungan dengan Arab Saudi, rival Iran, akan menjadi prioritas kebijakan luar negerinya.

Seperti dilansir Arab News dan AFP, Selasa (22/6/2021), Raisi dalam konferensi pers terbaru yang digelar di Teheran pada Senin (21/6) waktu setempat, menuturkan bahwa pemerintahannya terbuka untuk memulihkan hubungan dengan Saudi.

"Tidak ada hambatan dari pihak Iran untuk membuka kembali kedutaan... Tidak ada hambatan untuk menjalin hubungan dengan Arab Saudi," tegas Raisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui bahwa Saudi dan Iran yang terlibat persaingan sengit untuk dominasi kawasan, telah memutuskan hubungan satu sama lain pada tahun 2016 setelah demonstran Iran menyerang misi diplomatik Saudi menyusul eksekusi mati seorang ulama Syiah oleh otoritas Saudi.

Kedua negara yang bertetangga ini juga selalu mendukung pihak yang bertentangan dalam sejumlah konflik kawasan, mulai dari Suriah hingga Yaman. Dalam konflik Yaman, Iran mendukung pemberontak Houthi dan Saudi mendukung pemerintahan Yaman yang dilengserkan Houthi.

ADVERTISEMENT

Sejumlah sumber dan pejabat Timur Tengah mengungkapkan bahwa pada April lalu, kedua negara menggelar pembicaraan dua putaran di Baghdad, Iran, untuk memperbaiki hubungan.

Pembicaraan kedua negara digelar saat Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden berupaya memulai kembali perundingan nuklir Iran yang ditinggalkan AS di bawah era mantan Presiden Donald Trump. Otoritas AS juga menyerukan Saudi untuk mengakhiri perang melawan pemberontak Houthi di Yaman.

Simak Video: Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi Ogah Bertemu Joe Biden

[Gambas:Video 20detik]



Sejumlah sumber menuturkan kepada Reuters beberapa waktu lalu bahwa Iran berjanji untuk menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan serangan pemberontak Houthi terhadap Saudi, dan sebagai imbalannya meminta Saudi untuk mendukung perundingan nuklir Iran.

Raisi memenangkan pemilu Iran yang digelar pekan lalu, yang diwarnai jumlah pemilih terendah dalam sejarah negara Syiah tersebut. Jutaan warga Iran dilaporkan memilih tetap berada di rumah sebagai wujud protes atas pemungutan suara yang mereka anggap menguntungkan Raisi.

Sekitar 3,7 juta pemilih dilaporkan secara tidak sengaja atau secara sengaja membatalkan surat suara mereka -- jumlah yang lebih besar dibandingkan pemilu sebelumnya dan mengindikasikan mereka tidak mendukung satupun capres. Hasil resmi menetapkan Raisi memenangkan pemilu dengan meraup 17,9 juta suara, atau nyaris 62 persen dari total 28,9 juta suara yang masuk.

Kemenangan Raisi menempatkan kelompok garis keras dalam kendali pemerintahan Iran, saat perundingan di Wina terus berlanjut untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran.

Simak video 'Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi Ogah Bertemu Joe Biden':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads