Otoritas Israel berencana memberikan sekitar 1 juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Pfizer-BioNTech kepada Otoritas Palestina (PA). Namun, penyaluran vaksin ini dilakukan sebagai pertukaran dengan pasokan vaksin milik Palestina yang dijadwalkan baru akan tiba akhir tahun ini.
Seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Jumat (18/6/2021), rencana itu diumumkan kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, dalam pernyataan gabungan dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan Israel.
Disebutkan kantor PM Bennett bahwa Israel akan mengirimkan dosis-dosis vaksin yang segera kedaluwarsa untuk digunakan Palestina, dan sebagai gantinya, Otoritas Palestina sepakat untuk memberikan pasokan dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang akan diterima Palestina pada September dan Oktober mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Israel akan mengirim ke Otoritas Palestina sebanyak 1 juta - 1,4 juta dosis vaksin Pfizer," demikian pernyataan kantor PM Bennett.
"Rencana itu disetujui berdasarkan fakta bahwa stok vaksin Israel saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhannya saat ini," imbuh pernyataan itu.
Secara terpisah, seorang sumber pada Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengonfirmasi kesepakatan itu. Sumber itu juga menyatakan bahwa Palestina diperkirakan akan menerima pengiriman vaksin Pfizer-BioNTech pada Agustus atau September.
Langkah ini diambil setelah Israel menghadapi kritikan tajam selama berbulan-bulan dari berbagai kelompok HAM dan profesional medis atas kegagalannya membantu Palestina secara signifikan dalam program vaksinasinya yang tertinggal jauh.
Media lokal Israel lainnya, Haaretz, melaporkan bahwa keputusan ini tercapai pada Kamis (17/6) waktu setempat dalam rapat antara Menteri Kesehatan Israel yang baru, Nitzan Horowitz dengan jajaran pejabat senior kementeriannya. Disebutkan Haaretz bahwa keputusan untuk menyalurkan vaksin Corona sebenarnya sudah dibuat oleh pemerintahan sebelumnya di bawah Benjamin Netanyahu, tapi tidak ada tindak lanjut.
Bulan lalu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Chezy Levy, mendorong otoritas Israel untuk membantu program vaksinasi warga Palestina, dengan menyatakan bahwa kegagalan melakukan hal tersebut berisiko merusak pencapaian program vaksinasi Israel sendiri.
"Kita perlu membantu Palestina dan segera membantu program vaksinasi mereka karena itu bisa berdampak morbiditas di sini, di antara kita," cetus Levy kepada televisi publik, Kan.
"Kita harus memberikan atau menjual stok vaksin yang kita miliki, atau membantu mereka mendapatkan vaksin. Segera setelah keputusan (pemerintah) diambil, kita akan melakukannya dengan cepat," imbuhnya.
Sementara Israel meluncurkan program vaksinasi yang lajunya mengalahkan negara manapun, Otoritas Palestina berjuang untuk memvaksinasi populasinya.
Menurut data Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina pekan ini, sebanyak 436.275 orang telah menerima setidaknya satu dosis suntikan vaksin, dengan sekitar 260.000 orang di antaranya telah menerima dua dosis.
Angka itu mencakup lebih dari 100.000 pekerja Palestina yang divaksinasi sejak Maret, karena mereka melakukan kontak rutin dengan warga Israel di tempat kerja mereka. Angka itu juga mencakup sekitar 52.000 warga Palestina di Gaza yang telah divaksinasi.
Israel hingga sekarang menahan diri untuk melakukan program vaksinasi terhadap populasi umum Palestina, meskipun ada seruan dari organisasi nonprofit Israel, ada petisi ke Pengadilan Tinggi dan ada desakan dari pakar kesehatan senior. Otoritas Israel bersikeras menyatakan bahwa di bawah Kesepakatan Oslo, Palestina bertanggung jawab atas vaksinasi di Tepi Barat. Sementara Gaza dikuasai oleh militan Hamas.