Lonjakan kasus infeksi virus Corona di Malaysia banyak terjadi usai perayaan hari raya baru-baru ini. Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan, perayaan hari raya di Malaysia memicu 60 klaster COVID-19 yang melibatkan 3.511 kasus.
Seperti diberitakan Channel News Asia, Sabtu (12/6/2021), dari 13 Mei hingga 10 Juni, pihak berwenang mengatakan 58 klaster yang terkait dengan Hari Raya Idul Fitri dan dua klaster yang terkait dengan Hari Gawai telah terdeteksi. Hari Gawai merupakan pesta tahunan warga Dayak di Sarawak, Malaysia. Kementerian Kesehatan menyatakan, sebanyak 13.023 orang dites COVID-19, dengan 27 persen di antaranya positif.
Negeri bagian Sabah menyumbang jumlah klaster tertinggi dengan 11 klaster, dengan Sarawak dan Kedah masing-masing mencatat delapan dan tujuh klaster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Malaysia Perpanjang Lockdown hingga 28 Juni |
Perak dan Kelantan masing-masing memiliki enam klaster, kemudian masing-masing lima klaster di Johor dan Pahang. Melaka mencatat tiga cluster, serta masing-masing dua klaster di Labuan, Selangor dan Penang.
Tiga klaster lainnya yang terkait dengan perayaan hari raya berada di Kuala Lumpur, Negeri Sembilan dan Terengganu.
Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam laporan hariannya pada Jumat (11/6), klaster-klaster ini mengakibatkan kematian 20 orang, dengan 11 pasien masih dirawat di unit perawatan intensif pada Kamis(10/6).
Jumlah pasien di unit perawatan intensif di Malaysia telah mencapai angka rekor selama 17 hari berturut-turut, dari 25 Mei hingga 10 Juni. Jumlah tersebut menembus angka 900 pasien pada 7 Juni dan mencapai 911 pasien pada 10 Juni.
Lihat juga Video: Blak-blakan Dubes RI di Malaysia: Pandemi dan Deportasi Ribuan TKI di Tengah Pandemi Covid-19
Dr Noor Hisham mengatakan peningkatan infeksi dan kematian yang terkait dengan kelompok perayaan hari raya itu "serius dan mengkhawatirkan" karena terjadi dalam waktu singkat.
"Sudah menjadi tanggung jawab semua untuk melindungi mereka yang rentan, terutama orang tua lanjut usia di kampung halaman kita, dengan tidak mengekspos mereka ke virus corona," ujarnya.
Dr Noor Hisham juga mengatakan bahwa Malaysia harus mencontoh negara-negara tetangga yang telah berhasil mengendalikan situasi pandemi.
"Mereka telah menunjukkan bahwa dengan kerja sama semua pihak dan kepatuhan terhadap prosedur operasi standar yang ditetapkan, kehidupan normal dapat dimungkinkan," tuturnya.
Hingga Kamis (10/6), Malaysia telah melaporkan total 639.562 kasus COVID-19, di mana 79.848 di antaranya masih berstatus aktif atau belum sembuh.