Corona Malaysia Gawat, Dokter Bisa Terpaksa Pilih Pasien yang Dirawat di ICU

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 31 Mei 2021 15:15 WIB
Jakarta -

Situasi pandemi virus Corona di Malaysia benar-benar gawat. Bahkan, Kementerian Kesehatan Malaysia mengingatkan bahwa para dokter akan terpaksa untuk membuat keputusan sulit tentang pasien mana yang bisa mendapatkan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) dikarenakan peningkatan tajam jumlah kasus COVID-19.

Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan jika kasus aktif COVID-19 melebihi kapasitas fasilitas kesehatan di negara itu, dokter harus memprioritaskan tempat tidur ICU untuk pasien dengan potensi pemulihan tinggi.

"Kementerian Kesehatan telah memperingatkan kemungkinan skenario di mana dokter harus membuat pilihan sulit untuk memprioritaskan tempat tidur ICU untuk pasien dengan potensi kesembuhan tinggi daripada pasien dengan potensi kesembuhan rendah (prognosis buruk)," tuturnya seperti diberitakan media Malaysia, The Star, Senin (31/5/2021).

"Ini adalah situasi sulit yang kita semua hadapi dan Kementerian Kesehatan ingin meminta semua pihak untuk bekerja sama," katanya dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Senior (Keamanan) Ismail Sabri Yaakob.

Dr Noor Hisham mengatakan jumlah tempat tidur yang tersedia di ICU, rumah sakit COVID-19, serta pusat-pusat karantina dan perawatan, telah menurun karena meningkatnya jumlah kasus infeksi virus Corona.

Penggunaan tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19 saat ini mencapai 104% kapasitas, dengan 1.113 tempat tidur yang terpakai, sedangkan pemakaian tempat tidur rumah sakit COVID-19 sudah mencapai kapasitas 85%, dengan 10.190 pasien saat ini dirawat di rumah sakit.

Sedangkan untuk pusat karantina dan perawatan COVID-19, kapasitas tempat tidurnya sekarang telah terpakai 65%, dengan 27.183 tempat tidur digunakan sementara ventilator 60%, dengan total 2.138 yang digunakan, 39% di antaranya untuk pasien COVID-19.




(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork