Sebuah peluru mortir menghantam sebuah rumah yang sedang melangsungkan upacara pernikahan di Afghanistan. Sedikitnya enam warga sipil tewas dan beberapa lainnya cedera dalam serangan tersebut.
Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (30/5/2021) insiden tersebut terjadi pada Sabtu (29/5) waktu setempat di distrik Tagab, provinsi Kapisa Utara, Afghanistan.
Juru bicara kepolisian setempat, Shayeq Shoresh, menyalahkan Taliban atas serangan mortir dan menambahkan bahwa setidaknya enam warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dan empat lainnya terluka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan penuturan kepolisian, seorang pejabat keamanan senior di Kabul mengatakan korban tewas berjumlah 10 orang, sementara yang terluka ada 18 orang.
Taliban pun membantah tuduhan yang dilayangkan oleh kepolisian, Seorang juru bicara Taliban mengatakan mortir itu ditembakkan oleh pasukan keamanan Afghanistan.
Sejak lama, warga sipil Afghanistan harus menanggung beban serangan sebab masih terus terjadi baku tembak di wilayah konflik tesebut.
Tindakan kekerasan meningkat tajam di seluruh negeri sejak Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk menarik semua pasukannya dari Afghanistan pada 11 September mendatang.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, selama pertempuran antara pasukan pemerintah dan Taliban, hampir 1.800 warga sipil Afghanistan tewas atau terluka dalam tiga bulan pertama tahun 2021.
Menurut laporan tahunan Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, pada tahun 2020, ada 8.500 korban sipil dalam konflik Afghanistan, dimana 2.958 di antaranya tewas.
(izt/knv)