Filipina Protes China Soal Kapal-kapalnya di Laut China Selatan

Filipina Protes China Soal Kapal-kapalnya di Laut China Selatan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 29 Mei 2021 15:35 WIB
Laut China Selatan: Aksi China memburu sumber daya melanggar hukum, kata Menlu AS
ilustrasi Laut China Selatan (Foto: BBC World)
Jakarta -

Pemerintah Filipina memprotes "keberadaan dan aktivitas ilegal" China yang terus berlanjut di dekat sebuah pulau di Laut China Selatan yang dikuasai oleh negara Asia Tenggara itu.

Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Sabtu (29/5/2021), Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan, Manila mengajukan protes diplomatik atas "pengerahan yang tak henti-hentinya, kehadiran yang berkepanjangan, dan aktivitas ilegal aset-aset maritim China dan kapal-kapal penangkap ikan China" di sekitar pulau Thitu.

Pemerintah Filipina menuntut tetangga raksasanya itu menarik kapal-kapal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedutaan Besar China di Manila belum menanggapi permintaan komentar mengenai hal ini.

Pemerintah Filipina mengatakan yakin kapal-kapal itu diawaki oleh milisi, sementara Beijing mengatakan kapal-kapal itu adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.

ADVERTISEMENT

"Kepulauan Pag-asa adalah bagian integral dari Filipina yang memiliki kedaulatan dan yurisdiksi," kata Kementerian Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan.

Thitu, yang dikenal sebagai Pag-asa di Filipina, berjarak 280 mil laut dari daratan dan merupakan yang terbesar dari delapan terumbu karang dan pulau yang didudukinya di kepulauan Spratly.

Simak juga 'AS Kirim Bantuan Rudal dan Persenjataan Militer ke Filipina':

[Gambas:Video 20detik]



China diketahui telah membangun kota mini dengan landasan pacu, hanggar, dan rudal permukaan-ke-udara di Subi Reef sekitar 15 mil laut dari Thitu.

Ini setidaknya merupakan protes diplomatik ke-84 yang diajukan Filipina terhadap China sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada 2016.

Pengadilan internasional tahun itu membatalkan klaim ekspansif China di Laut China Selatan, di mana perdagangan senilai sekitar US$ 3 triliun diangkut kapal-kapal yang melintasinya setiap tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga bersaing mengklaim berbagai pulau dan fitur di daerah tersebut.

Duterte telah mengejar pemulihan hubungan dengan Beijing sebagai imbalan atas jaminan miliaran dolar pinjaman, bantuan, dan investasi, yang sebagian besar tertunda.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads