Suriah Menyambut Periode Keempat Assad

Round-Up

Suriah Menyambut Periode Keempat Assad

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 28 Mei 2021 20:01 WIB
Negara-negara Barat Mengutuk Proses Pemilu Suriah Tidak Sah
Foto: Bashar al-Assad terpilih jadi Presiden Suriah 4 periode (DW (News)
Jakarta -

Pemilihan Presiden (Pilpres) Suriah telah rampung. Calon petahanan yakni Bashar al-Assad kembali memenangkan suara terbanyak.

Perolehan suara 95,1 persen mengantarkan Assad menduduki kembali kursi orang nomor satu di pemerintahan Suriah. Pengumuman kemenangan Assad disampaikan Ketua Parleme Suriah.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/5/2021), hasil pemilihan presiden tersebut diumumkan pada Kamis (27/5) waktu setempat, meski jalannya pemilu dikritik oleh oposisi dan negara-negara Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua calon presiden Suriah lainnya, mantan menteri Abdallah Salloum Abdallah dan Mahmud Merhi, seorang anggota dari apa yang disebut sebagai 'oposisi yang ditoleransi', masing-masing memperoleh 1,5 persen dan 3,3 persen suara. Demikian menurut hasil resmi pemilu yang digelar pada Rabu (26/5) waktu setempat.

Ketua parlemen Suriah menyatakan, di negara yang dilanda perang sejak 2011 tersebut, sebanyak 14,2 juta orang pergi ke tempat-tempat pemungutan suara di hari pemilu berlangsung. Ini merupakan tingkat partisipasi 76,64 persen.

ADVERTISEMENT

Pemilihan presiden berlangsung di dua pertiga wilayah negara yang dikendalikan oleh pemerintah, dan di beberapa kedutaan besar Suriah di luar negeri. Itu adalah pemilihan presiden kedua di negara itu sejak pecahnya perang yang telah menelan korban lebih dari 388.000 jiwa.


Warga Suriah Ungkapkan Kegembiraan atas Kemenangan Assad

Dengan kemenangannya ini, Assad terpilih kembali untuk menjadi presiden empat periode. Rakyat Suriah menyambut gembira kemenangan Assad.

Media pemerintah Suriah melaporkan, sebelum hasil pemilu diumumkan, puluhan ribu warga Suriah berkumpul pada Kamis (27/5) di berbagai kota untuk merayakan, sembari mengibarkan bendera Suriah dan membawa foto Assad.

Kemeriahan pun terjadi setelah panitia pemilihan umum, yang dikutip oleh TV lokal, mengatakan bahwa "proses penghitungan suara telah selesai di sebagian besar provinsi Suriah".

Iranian President Hassan Rouhani shakes hands with Syrian President Bashar al Assad, in Tehran, Iran, February 25, 2019. Official President website/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVESFoto: Presiden Suriah Bashar al-Assad bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran, Iran pada 25 Februari 2019 (dok. Official President website/Handout via REUTERS)

Simak perayaan meriah warga Suriah atas menangnya Presiden Assad di halaman berikutnya.

Kantor berita Suriah, SANA melaporkan, puluhan ribu orang di provinsi Tartus berkumpul di pinggir laut kota itu untuk merayakan kemenangan Assad yang telah diperkirakan banyak orang.

Dalam tayangan yang disiarkan televisi Suriah tampak sejumlah orang menari dan menabuh genderang.

Ribuan warga Suriah lainnya berkumpul di kota pesisir Latakia dan di Lapangan Umayyah di ibu kota Damaskus, yang bersama dengan kota Tartus dan Latakia menjadi benteng rezim.

Perayaan juga berlangsung di Aleppo dan di Sweida, di selatan Suriah, tempat warga berkumpul di depan balai kota.

Menurut hasil resmi yang dirilis otoritas Suriah, pada pemilu 2014, Assad memperoleh 88 persen suara. Assad pun menepis tuduhan negara-negara Barat bahwa pemungutan suara pada hari Rabu (26/5) itu tidak 'bebas atau adil'.

Negara Barat Kutuk Pilpres Suriah

Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman dan Italia pada Selasa (25/5) merilis pernyataan yang menyebut pemilu Suriah yang digelar pada Rabu (26/5) 'tidak bebas dan tidak adil'. Kelima negara Barat tersebut mengklaim bahwa pemilu kali ini sebagai sebuah kecurangan yang diatur oleh Presiden Bashar al-Assad, yang hampir pasti akan memenangkan pemilu.

"Kami mengecam keputusan rezim Assad yang menggelar pemilu di luar kerangka kerja yang dijelaskan oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, dan kami mendukung suara seluruh warga Suriah, termasuk organisasi masyarakat sipil dan oposisi Suriah, yang telah mengutuk proses pemilu sebagai pemilu yang tidak sah," kata para menteri luar negeri kelima negara melalui pernyataan bersama.

Mereka juga mengatakan bahwa pemilu harus berada di bawah pengawasan PBB "dengan standar transparansi dan akuntabilitas internasional tertinggi."

Selain itu, pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa semua warga Suriah harus dapat berpartisipasi dalam proses pemungutan suara, termasuk pengungsi Suriah yang tinggal di luar negeri. Saat ini, warga Suriah yang tinggal di luar negeri baru bisa memilih apabila mereka memiliki paspor Suriah yang sah dan cap resmi saat keluar dari perbatasan, aturan yang mengecualikan banyak warga yang sejatinya melarikan diri dari negara itu.

"Tanpa elemen-elemen ini, pemilu yang curang ini tidak mewakili apa pun menuju penyelesaian politik," bunyi pernyataan itu.

"Kami mendesak komunitas internasional agar secara tegas menolak upaya rezim Assad yang ingin mendapatkan kembali legitimasi tanpa mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia, dan secara serius berpartisipasi dalam proses politik yang difasilitasi PBB untuk mengakhiri konflik," pungkas kelima negara itu.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads