Hasil penyelidikan awal terhadap tabrakan dua rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) di Malaysia mengindikasikan kelalaian masinis sebagai penyebabnya. Salah satu rangkaian kereta melaju salah arah sebelum bertabrakan dengan rangkaian kereta lainnya pada Senin (24/5) waktu setempat.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (25/5/2021), tabrakan dua kereta LRT yang terjadi di dekat stasiun KLCC itu melukai lebih dari 210 penumpang, dengan enam orang di antaranya dalam kondisi kritis.
"Penyelidikan awal mengindikasikan bahwa kecelakaan itu adalah hasil dari kecerobohan dari masinis yang mengemudikan (rangkaian kereta) TR40 ke arah yang salah," sebut Menteri Transportasi Malaysia, Wee Ka Siong, dalam konferensi pers terbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang masinis disebut berupaya mengemudikan rangkaian kereta yang mengalami gangguan itu ke depot, saat tabrakan terjadi.
"TR40 seharusnya melaju ke arah selatan menuju Dang Wangi, tapi bergerak ke arah utara, dengan arah yang berbeda. Ini berdampak pada tabrakan antara TR40 dan TR81," jelas Wee.
Dalam penjelasannya, Wee menyatakan bahwa rangkaian kereta TR40, yang membawa 213 penumpang, awalnya melaju ke selatan dari Gombak ke Subang, saat tiba-tiba 'mengalami gangguan' di stasiun Kampung Baru. Gangguan terjadi karena kereta gagal beroperasi secara otomatis.
Pusat operasional LRT, sebut Wee, kemudian menginstruksikan masinis rangkaian kereta TR40 untuk mengemudikan kereta secara manual dari stasiun Kampung Baru menuju stasiun Dang Wangi.
Simak video 'PM Malaysia Minta Kasus Tabrakan LRT Diusut!':
Namun sekitar pukul 20.33 waktu setempat, sang masinis menghubungi komando pusat untuk memberitahu bahwa TR40 bertabrakan dengan rangkaian kereta lainnya, yang belakangan diidentifikasi sebagai TR81. Hanya ada seorang masinis di dalam rangkaian kereta TR81 yang saat itu tidak membawa penumpang.
Wee sebelumnya mengumumkan bahwa satuan tugas (satgas) khusus telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab tabrakan itu. Dia menuturkan bahwa satgas khusus itu memiliki waktu dua pekan untuk melaporkan hasil penyelidikan mereka.
Tabrakan itu menjadi insiden pertama yang terjadi selama 23 tahun LRT beroperasi di Malaysia.
Perusahaan yang mengoperasikan jalur rel Kelana Jaya, yang menjadi lokasi tabrakan, Prasarana Malaysia melaporkan bahwa dari 213 penumpang yang terkena dampak, sebanyak 64 orang masih dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur. Dari jumlah itu, sekitar enam orang dalam kondisi kritis dengan tiga orang membutuhkan alat bantu pernapasan.
Pada Senin (24/5) malam, Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, memerintahkan Kementerian Transportasi dan pihak Prasarana Malaysia untuk melakukan 'penyelidikan penuh guna mencari tahu penyebab kecelakaan'. PM Muhyiddin juga menegaskan bahwa 'tindakan tegas akan diambil segera'.