Seorang masinis kereta peluru di Jepang kedapatan meninggalkan alat kemudi sebentar agar bisa pergi ke toilet. Selama pergi ke toilet, sang masinis memasrahkan kemudi pada seorang kondektur yang tidak memenuhi syarat untuk mengendalikan kereta peluru.
Seperti dilansir AFP, Jumat (21/5/2021), aksi sang masinis meninggalkan kemudi demi ke toilet itu mungkin tidak ketahuan jika bukan karena fakta bahwa kereta peluru itu terlambat satu menit saja dari jadwal. Keterlambatan itu memicu penyelidikan oleh otoritas perkeretaapian Jepang yang terkenal dengan ketepatan waktunya.
Dilaporkan otoritas perkeretaapian Jepang bahwa sang masinis, yang tidak disebut namanya, telah mengakui dirinya meninggalkan kemudi setelah mengalami sakit perut. Masinis itu menyerahkan kemudi pada seorang kondektur agar dia bisa pergi ke toilet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa sang masinis meninggalkan kemudi selama tiga menit saat kereta peluru itu melaju dengan kecepatan 150 kilometer per jam.
Saat itu, rangkaian kereta berkecepatan tinggi yang dikemudikan masinis ini dilaporkan membawa 160 penumpang.
Operasional kereta peluru di Jepang dikontrol secara ketat oleh sistem komando pusat yang terkomputerisasi, namun menurut juru bicara otoritas perkeretaapian setempat menyatakan masinis dibutuhkan tetap ada di tempat untuk menangani situasi-situasi yang tidak terduga.
Masinis juga dibutuhkan untuk secara manual menarik rem atau mempercepat laju kereta demi menjamin keselamatan dan menjaga kereta tetap sesuai jadwal.
Simak juga 'Sistem Peringatan Gempa dan Tsunami di RI Setara dengan Jepang':
Absennya masinis dalam insiden ini berdampak pada keterlambatan satu menit dari jadwal, yang akhirnya membongkar perilaku sang masinis.
Para masinis yang mengalami situasi darurat saat mengemudikan kereta harus berkoordinasi dengan pusat komando untuk menyerahkan kendali pada seorang kondektur yang memenuhi syarat, atau berhenti di rel atau stasiun terdekat.
Dalam konferensi pers pada Kamis (20/5) waktu setempat, pejabat eksekutif pada otoritas perkeretaapian setempat meminta maaf atas insiden ini dan menyatakan sang masinis akan ditangani 'dengan tepat'.
Sang masinis dalam penjelasannya menyatakan dirinya 'tidak ingin memicu keterlambatan dengan menghentikan kereta'.
"Saya tidak melaporkannya karena itu memalukan," imbuhnya.