Bentrokan terjadi antara para demonstran pro-Israel dan pro-Palestina di Montreal, Kanada. Polisi pun menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (17/5/2021), ratusan demonstran berkumpul di alun-alun pusat Montreal pada Minggu (16/5) waktu setempat untuk mengekspresikan solidaritas dengan Israel di tengah pertempuran sengit dengan kelompok Hamas yang terjadi di Gaza.
Aksi demo tersebut awalnya berlangsung damai. Namun, ketegangan kemudian terjadi dengan kedatangan para demonstran pro-Palestina. Bentrokan pun tak terhindarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SPVM, kepolisian kota Montreal, menyatakan aksi protes itu "ilegal", dan regu polisi anti huru-hara turun tangan, menggunakan gas air mata untuk memisahkan dan membubarkan kedua kelompok tersebut.
Polisi Montreal menghabiskan sebagian besar sore hari untuk mengejar para pengunjuk rasa pro-Palestina, yang menyebar dan berkumpul kembali di jalan-jalan komersial di pusat kota, yang sering dikunjungi oleh banyak orang yang lewat.
Sebelumnya, beberapa ribu demonstran pro-Palestina berkumpul pada Sabtu (15/5) di Montreal tengah untuk mengecam apa yang mereka katakan sebagai penindasan Israel dan "kejahatan perang" yang dilakukan oleh Israel di Gaza.
Aksi protes pro-Palestina juga diadakan sepanjang hari Sabtu tersebut di beberapa kota lainnya di Kanada, termasuk Toronto, Ottawa dan Vancouver.
Sedikitnya 190 warga Palestina tewas akibat serangan-serangan udara Israel di Gaza, termasuk 55 anak dan 33 wanita, dengan 1.230 orang lainnya luka-luka. Di pihak Israel, delapan orang tewas, termasuk seorang bocah berumur 5 tahun, akibat sekitar 3.100 serangan roket yang ditembakkan Hamas dari Gaza.
Pertempuran sengit Israel dan Hamas berawal dari bentrokan di Yerusalem Timur bulan lalu, saat warga Palestina bentrok dengan polisi Israel selama Ramadan dan terkait rencana penggusuran warga Palestina oleh pemukim Yahudi. Fokus bentrokan ada di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Hamas dilaporkan mulai menembakkan rentetan roket ke Israel dan Yerusalem pada Senin (10/5) pekan lalu, yang memicu gempuran udara balasan dari Israel ke Gaza.