Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bersumpah untuk mengerahkan dunia demi menghentikan 'teror' yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Seperti dilansir AFP, Selasa (11/5/2021), hal itu disampaikan Erdogan saat menghubungi pemimpin Palestina guna membahas meningkatnya tindak kekerasan di Yerusalem beberapa waktu terakhir.
Lebih dari 300 orang dilaporkan mengalami luka-luka dalam bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Senin (10/5) waktu setempat. Bentrokan serupa juga terjadi pada Jumat (7/5) dan Sabtu (8/5) malam dan memicu ratusan korban luka lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi semakin memanas setelah Hamas dan militan di Gaza melancarkan rentetan serangan roket ke Israel, termasuk Yerusalem. Hamas dalam pernyataannya menyebut rentetan roket yang ditembakkan ke Israel merupakan respons atas penindasan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa dan rencana penggusuran keluarga Palestina di distrik Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Israel membalasnya dengan melancarkan gempuran udara terhadap posisi Hamas dan militan lainnya di Gaza. Diklaim oleh Israel bahwa gempurannya menewaskan 15 militan di Gaza. Namun otoritas kesehatan di Gaza melaporkan 22 warga sipil, termasuk sembilan anak-anak, tewas akibat gempuran Israel.
Dalam percakapan telepon terpisah dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, Erdogan menyampaikan kecaman untuk tindakan Israel dan menyampaikan dukungan untuk Palestina.
"Dia akan melakukan segala daya untuk memobilisasi dunia, dimulai dengan dunia Islam, untuk menghentikan teror dan pendudukan Israel," demikian seperti disampaikan kantor kepresidenan Turki mengutip janji Erdogan untuk Palestina.
Erdogan yang sejak lama menyebut dirinya sebagai pejuang isu Palestina, sebelumnya menyebut Israel sebagai 'negara teroris yang kejam' saat mengecam bentrokan berdarah di Masjid Al-Aqsa.
Hubungan Turki dan Israel memburuk sejak LSM Turki mengawasi armada kapal-kapal untuk mendobrak blokade Israel terhadap Gaza tahun 2010 lalu.
Pada Minggu (9/5) malam waktu setempat, ratusan orang berunjuk rasa di luar Konsulat Israel di Istanbul untuk mendukung Palestina. Polisi Turki yang mengawal jalannya aksi protes tidak melakukan intervensi meskipun ada larangan perkumpulan massa dalam jumlah besar di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).