Seorang wanita di Italia keliru menerima suntikan enam dosis vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Pfizer-BioNTech. Kini, wanita berusia 23 tahun ini berada di bawah observasi medis oleh dokter setempat.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Selasa (11/5/2021), laporan kantor berita AGI menyebut wanita yang tidak disebut namanya itu dalam kondisi baik setelah menerima cairan infus dan paracetamol usai menerima terlalu banyak suntikan dosis vaksin Pfizer di rumah sakit Noa di Tuscany pada Minggu (9/5) waktu setempat.
Juru bicara rumah sakit setempat, Daniella Gianelli, menuturkan kepada CNN bahwa wanita itu telah menjalani observasi ketat di rumah sakit selama 24 jam dan diperbolehkan pulang pada Senin (10/5) waktu setempat. Gianelli menyebut wanita itu dalam 'kesehatan baik' tanpa memiliki penyakit bawaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa bukannya disuntik satu dosis vaksin Corona di lengannya, wanita yang berstatus mahasiswi ini malah disuntik satu vial atau botol kecil vaksin sekaligus oleh seorang tenaga kesehatan (nakes) setempat. Satu botol kecil itu setara dengan enam dosis.
Insiden itu terjadi secara tidak disengaja dan sang nakes baru menyadari kesalahannya setelah selesai melakukan penyuntikan. "Dia melihat lima alat suntik yang kosong dan menyadari kesalahannya," sebut Gianelli.
Meskipun telah menjalani observasi ketat di rumah sakit, lanjut Gianelli, dokter masih akan terus memantau respons kekebalan pada wanita itu setelah menerima 'dosis besar vaksin'.
Dijelaskan oleh Gianelli bahwa wanita itu berhak mendapat vaksin Corona sebelum orang-orang pada kelompok usianya mendapatkan giliran karena dia bekerja magang di departemen psikologi rumah sakit tersebut.
Simak juga video 'Vaksin Pfizer Disebut Efektif untuk Orang dengan Penyakit Kronis':
Kajian sebelumnya untuk menguji overdosis vaksin Pfizer dibatasi hingga empat dosis saja.
Kasus overdosis vaksin Pfizer sebelumnya dilaporkan terjadi di Amerika Serikat (AS), Australia, Jerman dan Israel.
Insiden ini telah dilaporkan kepada regulator obat-obatan Italia. Namun penyelidikan internal juga dilakukan pihak rumah sakit, dengan Gianelli menyatakan bahwa insiden itu 'kemungkinan kesalahan manusia, yang jelas tidak disengaja'.