Singapura mengumumkan sejumlah pembatasan terkait virus Corona, termasuk larangan penonton di acara olahraga karena lonjakan kasus infeksi virus Corona di negara itu.
Setelah lockdown (penguncian) parsial dan pengujian ketat serta pelacakan kontak, COVID-19 hampir menghilang di Singapura, dengan pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir melaporkan hampir tidak ada penularan lokal.
Tetapi kasus-kasus infeksi meningkat minggu lalu, dengan pejabat mengumumkan beberapa cluster baru, dan dalam tujuh hari terakhir 60 kasus infeksi yang ditularkan secara lokal telah dilaporkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah cluster di salah satu rumah sakit terbesar di Singapura telah berkembang menjadi 40 kasus, termasuk seorang pasien berusia 88 tahun yang meninggal pada hari Sabtu (1/5) lalu.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/5/2021), dengan pembatasan baru yang diumumkan pada Selasa (4/5), maka pertemuan akan dibatasi pada kelompok yang terdiri dari lima orang saja. Juga lebih banyak orang akan diminta untuk bekerja dari rumah.
Gym dalam ruangan dan studio kebugaran akan ditutup. Jumlah orang yang boleh hadir juga akan dikurangi untuk konferensi, pernikahan, dan pemakaman.
Selain itu, wisatawan yang datang dari sebagian besar negara akan diminta untuk karantina selama tiga minggu, bukan dua minggu.
Simak juga Video: Kasus Corona di Negara-negara Asia Meningkat, Kemenkes: Waspada
"Beberapa minggu ke depan akan menjadi masa kritis bagi kita," kata Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong.
Dia memperingatkan akan adanya tindakan lebih lanjut jika situasinya memburuk, termasuk kemungkinan lockdown parsial lainnya.
Jumlah kasus infeksi Singapura sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, tetapi kemunculan cluster-cluster baru telah menimbulkan kekhawatiran di negeri Singa itu, yang ekonominya mengalami resesi terburuk tahun lalu karena virus Corona.
Otoritas di negara berpenduduk 5,7 juta jiwa itu sejauh ini telah melaporkan sekitar 61.000 kasus infeksi Corona dan 31 kematian.