Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memberlakukan pembatasan perjalanan dari India sehubungan dengan melonjaknya rekor kasus di negara tersebut beberapa waktu belakangan. Aturan tersebut akan melarang sebagian besar warga negara non-AS memasuki Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (2/5/2021) pembatasan baru yang berlaku 4 Mei mendatang dilakukan atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan diberlakukan karena melonjaknya kasus COVID-19 di India.
Penandatangan aturan tersebut dilakukan pada Jumat (30/4) lalu. Dalam aturan tersebut, India disebut menyumbang lebih dari sepertiga kasus global baru dan tindakan proaktif diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari para pendatang yang memasuki Amerika Serikat dari India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Januari lalu, Biden mengeluarkan larangan serupa pada warga negara non-AS dari Afrika Selatan. Saat itu, larangan masuk juga berlaku dari pengunjung non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara di Eropa lainnya.
Menurut kebijakan tersebut, warga negara non-AS yang telah berada di salah satu negara yang disebutkan dalam 14 hari terakhir tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Pengecualian diberikan bagi warga AS, anggota keluarganya dan para pelajar.
"Keputusan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan terbaru muncul dengan cepat dan hanya dicapai dalam 24 jam terakhir," kata seorang sumber.
Diketahui India telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari selama sembilan hari berturut-turut, dan mencapai rekor global sebesar 401,993 kasus pada Sabtu (1/5).
Total kematian telah melampaui 200.000 usai terjadinya kampanye politik dan festival keagamaan yang memicu kerumunan.
Negara lain telah memberlakukan pembatasan perjalanan serupa ke India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura, Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru.
Amerika Serikat juga mengirim pasokan bantuan senilai lebih dari US $ 100 juta ke India untuk melawan lonjakan COVID-19.
Persediaan termasuk tabung oksigen, masker N95 dan tes diagnostik cepat juga diberikan. Amerika Serikat juga telah mengalihkan pesanan pasokan manufaktur AstraZeneca ke India, yang akan memungkinkannya membuat lebih dari 20 juta dosis vaksin COVID-19.
Simak juga 'Telepon PM Modi, Biden Siap Bantu Tangani 'Tsunami' Covid-19 India':