Ancaman Meningkat, Staf Kedubes AS Diperintahkan Tinggalkan Kabul

Ancaman Meningkat, Staf Kedubes AS Diperintahkan Tinggalkan Kabul

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 28 Apr 2021 12:51 WIB
The state flag of the U.S. flies outside the building of the countrys consulate-general in St. Petersburg, Russia March 29, 2018. REUTERS/Anton Vaganov
Ilustrasi (dok. Reuters)
Kabul -

Amerika Serikat (AS) memerintahkan sejumlah staf non-esensial untuk meninggalkan Kedutaan Besar (Kedubes) negara itu di Kabul, Afghanistan. Perintah ini dirilis setelah ancaman meningkat ketika AS bersiap menarik tentaranya dari Afghanistan dalam upaya mengakhiri perang selama 20 tahun terakhir.

Seperti dilansir AFP, Rabu (28/4/2021), perintah ini dirilis dua pekan setelah Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa tentara AS, yang kini jumlahnya mencapai 2.500 personel, akan meninggalkan Afghanistan mulai September mendatang.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan dalam imbauan perjalanannya bahwa pihaknya telah 'memerintahkan agar pegawai pemerintahan AS yang fungsinya bisa dijalankan di mana saja, untuk meninggalkan Kedutaan Besar AS di Kabul'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar AS di Afghanistan, Ross Wilson, menjelaskan bahwa Departemen Luar Negeri AS mengambil keputusan itu 'terkait dengan meningkatkan laporan kekerasan dan ancaman di Kabul'.

Wilson menyebut perintah itu berlaku untuk 'sejumlah kecil' staf dan Kedutaan Besar di Kabul akan tetap beroperasi.

ADVERTISEMENT

"Personel yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah terkait penarikan pasukan AS dan pekerjaan penting yang kami lakukan untuk mendukung rakyat Afghan, akan tetap berada di tempat," sebut Wilson dalam pernyataan via Twitter.

Awal bulan ini, Biden mengumumkan penarikan seluruh tentara AS di Afghanistan pada 11 September mendatang, yang bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan 9/11 yang mendorong AS menginvasi dan menumbangkan rezim Taliban di Afghanistan, yang menyambut baik Al-Qaeda.

Lihat juga Video: Tentara AS Ditarik Dari Afghanistan, Peralatannya Diborong Pedagang

[Gambas:Video 20detik]



Biden menyimpulkan bahwa pasukan AS telah mencapai tujuan mereka dan bisa berbuat lebih banyak, tapi para pejabat AS tidak menutupi ketakutan mereka bahwa kekerasan akan meningkat karena Taliban menanggap mereka menang saat tentara AS meninggalkan Afghanistan nantinya.

"Teroris dan kelompok pemberontak terus merencanakan dan melancarkan serangan di Afghanistan," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Imbauan perjalanan Departemen Luar Negeri AS itu juga memperbarui imbauan kepada warga AS untuk tidak berkunjung ke Afghanistan. Pemerintahan Biden akan mempertahankan kehadiran pasukan terbatas di Kabul untuk menjaga gedung kedutaan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads