Kecaman ke PM India yang Kampanye Kala Corona Menggila

Round-Up

Kecaman ke PM India yang Kampanye Kala Corona Menggila

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 21 Apr 2021 06:46 WIB
FILE PHOTO: Indias Prime Minister Narendra Modi speaks during the Vibrant Gujarat Global Summit in Gandhinagar, India, January 18, 2019. REUTERS/Amit Dave/File Photo
PM India Narendra Modi (Foto: REUTERS/Amit Dave)
India -

Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, dikecam habis-habisan. Hal itu karena Modi yang kerap melakukan kampanye politik, padahal kasus COVID-19 di India melonjak tajam beberapa hari belakangan.

Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Selasa (20/4/2021), situasi pandemi di India memburuk dalam beberapa pekan terakhir setelah negara ini mencatatkan jumlah kasus harian Corona yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Pada Senin (19/4), India kembali mencetak rekor kasus harian tertinggi di wilayahnya, dengan mencatat lebih dari 273.810 kasus Corona dalam sehari.

Di samping itu, jenazah korban tewas akibat Corona kini bertumpuk di rumah duka dan krematorium, dengan rumah-rumah sakit setempat kewalahan menangani pasien Corona. Banyak rumah sakit yang melaporkan kekurangan tempat tidur, pasokan tabung oksigen medis dan sarana untuk tes Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total kematian akibat Corona di India sejauh ini telah melampaui 180 ribu orang, dengan total kasus Corona melebihi 15,3 juta kasus. Pada Selasa (20/4) waktu setempat, seperti dilansir Business Standard, India mencatat 259.710 kasus Corona dengan 1.761 kematian dalam 24 jam terakhir.

Dengan situasi ini, tetap saja Modi dan jajaran menterinya menggelar kampanye politik yang dihadiri massa menjelang pemilu daerah di Benggala Barat. Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi Modi bersaing ketat dengan partai lain yang menguasai wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

Sejumlah warga mengaku muak dengan Modi yang tetap menggelar kampanye politik yang dihadiri puluhan ribu orang di tengah pandemi.

Selain terkait kampanye, Modi juga dikritik karena membiarkan umat Hindu berkerumun saat festival keagamaan yang menarik perhatian jutaan orang. Tagar yang berbunyi #ResignModi dan #SuperSpreaderModi menjadi trending di Twitter selama dua hari terakhir.

Simak kritikan lain yang datang dari pejabat,

Tonton Video: Rekor Lagi! Kasus Covid-19 di India Tambah 273.000 dalam Sehari

[Gambas:Video 20detik]



Kritikan datang dari sejumlah pejabat negara hingga mantan menteri.

"Anda menggelar kampanye saat orang-orang menuju pemakaman," ucap kepala data Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setempat, Akhilesh Jha, dalam kritikan langkah dari seorang pejabat pemerintahan India.

"Orang-orang akan meminta pertanggungjawaban Anda, Anda tetap menggelar kampanye," imbuhnya.

"Berapa banyak kematian yang dibutuhkan sampai dia menyadari bahwa terlalu banyak orang meninggal?" ujar mantan Menteri Luar Negeri India, Nirupama Menon Rao, dalam komentarnya via Twitter.

Sejumlah pejabat pemerintahan lainnya menyampaikan kritikan senada secara privat kepada Reuters.

Hingga saat ini belum ada respons resmi terkait kritikan ini dari juru bicara pemerintahan Modi. Namun Menteri Perkeretaapian, Perdagangan, dan Perindustrian India, Piyush Goyal, menuturkan kepada kantor berita ANI bahwa Modi bekerja selama berjam-jam setiap harinya untuk menangani krisis yang dipicu pandemi.

Pada Sabtu (17/4) waktu setempat, Modi meminta para pemimpin keagamaan setempat untuk merayakan festival Kumbh Mela secara simbolis, setelah puluhan ribu umat Hindu berkumpul tanpa mematuhi aturan social distancing dan tanpa memakai masker di tepi Sungai Gangga.

Namun permintaan Modi itu baru diajukan pada hari ke-17 festival Kumbh Mela digelar. Festival yang dijadwalkan berlangsung sampai akhir April ini, masih terus berlangsung hingga kini meskipun otoritas setempat mendeteksi ratusan kasus Corona di kalangan orang-orang yang hadir dari berbagai wilayah India.

Halaman 3 dari 2
(eva/man)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads