Sebuah poster di papan reklame di sekitar Istanbul, Turki membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan (AK) gelisah. Poster itu berisi pertanyaan tentang "Di mana US$ 128 miliar itu?" dari partai oposisi utama Turki.
Dilansir Al Jazeera, Jumat (16/4/2021) poster itu membuat Erdogan terganggu. Polisi menurunkan poster-poster itu dengan menggunakan derek. Hal ini tampak dalam video yang dibagikan di media sosial oleh oposisi Partai Rakyat Republik (CHP). CHP mengatakan akan terus memasang poster itu kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan itu juga menjadi tren di media sosial. Sementara AK pada Selasa (13/4) memblokir seruan CHP untuk memperdebatkan dana yang hilang itu di parlemen.
Jumlah tersebut mengacu pada valuta asing (valas) dolar yang dijual oleh bank negara untuk mendukung mata uang lira Turki di pasar valuta asing. Kebijakan ini dimulai sekitar pemilu daerah 2019 dan ditingkatkan pada tahun 2020, ketika pandemi virus Corona mengekspos kerentanan lira dan ketergantungan Turki pada pendanaan eksternal.
Para bankir telah menghitung bahwa penjualan mencapai US$ 128,3 miliar pada 2019-2020.
Erdogan mengatakan penjualan tersebut membantu mendukung ekonomi. Namun Turki secara tajam menghabiskan penyangga cadangan devisa Turki, membuatnya lebih rentan terhadap krisis, dan politisi oposisi ingin tahu lebih banyak terkait penggunaannya.
"(Erdogan) mengatakan 'Anda bahkan tidak bisa bertanya kepada saya'," kata pemimpin CHP, Kemal Kilicdaroglu kepada anggota partai pada hari Selasa (13/4).
Lihat juga Video: PM Italia Sebut Erdogan Diktator
"Mereka yang memimpin negara harus memberikan pertanggungjawaban kepada rakyat," imbuhnya.
Kilicdaroglu mengatakan seorang jaksa penuntut telah memutuskan bahwa beberapa poster yang menampilkan siluet istana presiden merupakan penghinaan terhadap Erdogan. Menghina presiden adalah kejahatan di Turki.
Baca juga: Jual Beli Serangan PM Italia vs Erdogan |
Anggota parlemen AK, Mustafa Savas mengatakan penjualan valas tersebut membantu Turki menghindari kenaikan suku bunga atau mencari dukungan Dana Moneter Internasional (IMF).
CHP telah menanyakan bagaimana penjualan itu dilakukan dan berapa nilainya. Anggota parlemen AK, Nurettin Canikli mengatakan itu semua dilakukan dengan harga pasar.