Sipir penjara di mana tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan, terancam dituntut usai disebut menghalanginya untuk membaca Al Quran. Diketahui Navalny memang sedang ingin mempelajari kitab suci umat Islam itu saat menjalani hukumannya.
"Masalahnya, mereka tidak memberikan Al Quran saya," demikian disampaikan dalam postingan Instagram Navalny yang mengumumkan gugatan pertamanya terhadap sipir penjara.
Seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (14/4/2021), postingan Navalny ini terjadi sehari setelah umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa Ramadhan sejak Selasa (13/4) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Navalny, yang merupakan pemeluk agama Kristen, keputusan untuk mempelajari Al Quran lebih dalam menjadi salah satu dari beberapa tujuan 'perbaikan diri' yang dia targetkan selama berada di balik jeruji besi.
Selain tak diizinkan membaca Al-Quran, kritikus Kremlin itu mengaku memang belum diberi izin mengakses buku apapun yang dia bawa atau pesan selama sebulan terakhir dengan alasan harus diperiksa terlebih dahulu dari hal-hal ekstremisme. Disebutkan para pejabat bahwa pemeriksaan membutuhkan waktu hingga tiga bulan lamanya.
"Buku adalah segalanya bagi kami, dan jika saya harus menuntut hak saya untuk membaca, maka saya akan menggugat," cetus Navalny.
Beberapa waktu lalu, Navalny juga melakukan aksi mogok makan untuk memprotes pihak berwenang yang menolak mengizinkan dokter memeriksanya di balik jeruji besi, setelah ia mengalami sakit punggung dan mati rasa di kakinya.
Simak Video: Tuntut Pembebasan Navalny, 5.100 Demonstran di Rusia Ditahan
Navalny pernah mendapat kecaman di awal karir politiknya karena membuat komentar nasionalis dan mencemooh para imigran di Rusia yang berasal dari negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tengah.
Navalny saat ini tengah menjalani masa hukuman penjara selama 2,5 tahun atas dakwaan penipuan yang dijeratkan kepadanya sejak lama. Dia kini mendekam di sebuah penjara di kota Pokrov, yang berjarak sekitar 100 kilometer di sebelah timur Moskow. Penjara itu dikenal dengan disiplin tingginya pada para narapidana.
Dia ditahan pada Januari 2021 setibanya di Rusia dari Berlin, Jerman. Di Berlin, Navalny menjalani perawatan setelah diduga diracun dengan agen saraf Novichok yang dikembangkan Uni Soviet.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena memenjarakan Navalny dan juga karena dugaan mengatur upaya peracunan pengkritik Presiden Vladimir Putin tersebut pada tahun lalu, sebuah tuduhan yang dibantah Moskow.