Gugatan Tokoh Oposisi Rusia Kala Dihalangi Baca Al Quran

Round-Up

Gugatan Tokoh Oposisi Rusia Kala Dihalangi Baca Al Quran

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 15 Apr 2021 06:30 WIB
FILE - In this file photo taken on Saturday, Feb. 29, 2020, Russian opposition activist Alexei Navalny takes part in a march in memory of opposition leader Boris Nemtsov in Moscow, Russia. The German hospital treating Russian dissident Alexei Navalny says tests indicate that he was poisoned. The CharitΓ© hospital said in a statement Monday, Aug. 24, 2020 that the team of doctors who have been examining Navalny since he was admitted Saturday have found the presence of β€œcholinesterase inhibitors” in his system. Cholinesterase inhibitors are a broad range of substances that are found in several drugs, but also pesticides and nerve agents. (AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny (Foto: AP Photo/Pavel Golovkin)
Moskow -

Sipir penjara di mana tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan, terancam dituntut usai disebut menghalanginya untuk membaca Al Quran. Diketahui Navalny memang sedang ingin mempelajari kitab suci umat Islam itu saat menjalani hukumannya.

"Masalahnya, mereka tidak memberikan Al Quran saya," demikian disampaikan dalam postingan Instagram Navalny yang mengumumkan gugatan pertamanya terhadap sipir penjara.

Seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (14/4/2021), postingan Navalny ini terjadi sehari setelah umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa Ramadhan sejak Selasa (13/4) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Navalny, yang merupakan pemeluk agama Kristen, keputusan untuk mempelajari Al Quran lebih dalam menjadi salah satu dari beberapa tujuan 'perbaikan diri' yang dia targetkan selama berada di balik jeruji besi.

Selain tak diizinkan membaca Al-Quran, kritikus Kremlin itu mengaku memang belum diberi izin mengakses buku apapun yang dia bawa atau pesan selama sebulan terakhir dengan alasan harus diperiksa terlebih dahulu dari hal-hal ekstremisme. Disebutkan para pejabat bahwa pemeriksaan membutuhkan waktu hingga tiga bulan lamanya.

ADVERTISEMENT

"Buku adalah segalanya bagi kami, dan jika saya harus menuntut hak saya untuk membaca, maka saya akan menggugat," cetus Navalny.

Beberapa waktu lalu, Navalny juga melakukan aksi mogok makan untuk memprotes pihak berwenang yang menolak mengizinkan dokter memeriksanya di balik jeruji besi, setelah ia mengalami sakit punggung dan mati rasa di kakinya.

Simak Video: Tuntut Pembebasan Navalny, 5.100 Demonstran di Rusia Ditahan

[Gambas:Video 20detik]



Navalny pernah mendapat kecaman di awal karir politiknya karena membuat komentar nasionalis dan mencemooh para imigran di Rusia yang berasal dari negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tengah.

Navalny saat ini tengah menjalani masa hukuman penjara selama 2,5 tahun atas dakwaan penipuan yang dijeratkan kepadanya sejak lama. Dia kini mendekam di sebuah penjara di kota Pokrov, yang berjarak sekitar 100 kilometer di sebelah timur Moskow. Penjara itu dikenal dengan disiplin tingginya pada para narapidana.

Dia ditahan pada Januari 2021 setibanya di Rusia dari Berlin, Jerman. Di Berlin, Navalny menjalani perawatan setelah diduga diracun dengan agen saraf Novichok yang dikembangkan Uni Soviet.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena memenjarakan Navalny dan juga karena dugaan mengatur upaya peracunan pengkritik Presiden Vladimir Putin tersebut pada tahun lalu, sebuah tuduhan yang dibantah Moskow.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads