Militer Myanmar Dakwa 19 Dokter yang Dituduh Terlibat Gerakan Antikudeta

Militer Myanmar Dakwa 19 Dokter yang Dituduh Terlibat Gerakan Antikudeta

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 14 Apr 2021 18:06 WIB
Kudeta militer di Myanmar: Gerakan perlawanan meluas, dosen dan mahasiswa ikut berdemo
Tenaga Medis di Myanmar turut ikuti gerakan pembangkangan sipil (Foto: BBC World)
Naypyitaw -

Otoritas junta militer Myanmar telah mendakwa 19 dokter pemerintah, termasuk seorang Direktur Kementerian Kesehatan, beberapa petugas medis dan spesialis di seluruh negeri, dengan tuduhan terlibat mendukung gerakan pembangkangan sipil (CDM) untuk memprotes kudeta.

Seperti dilansir media lokal The Irrawaddy, Rabu (14/4/2021), para dokter itu berasal dari rumah sakit pemerintah di berbagai wilayah seperti Naypyitaw, Yangon, Mandalay, Sagaing dan Tanintharyi, serta negara bagian Shan dan Kachin.

Junta militer Myanmar menuduh para dokter itu menghasut tenaga kesehatan pemerintah untuk ikut serta dalam CDM. Para dokter juga dituduh mendukung Komisi Perwakilan Pyidaungsu Hluattaw (CRPH), yang telah dinyatakan sebagai kelompok yang melanggar hukum oleh rezim militer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CRPH didirikan oleh anggota parlemen dari Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menang secara demokratis dalam pemilihan November 2020, tetapi digulingkan dalam kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Disebutkan bahwa sedikitnya 19 dokter Myanmar itu didakwa atas Pasal 505 (a) Undang-undang Pidana setempat. Mereka terancam hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah, menurut amandemen Pasal 505 (a) yang dibuat oleh junta militer sejak kudeta.

ADVERTISEMENT

Para dokter menjadi sasaran rezim militer sejak ratusan tenaga kesehatan dari Yangon dan Mandalay memprakarsai CDM pada 3 Februari lalu. Meski begitu, para dokter kerap memberikan pengobatan gratis di klinik swasta dan klinik setempat.

Sekitar ratusan ribu staf pemerintah dan pekerja dari sektor swasta di seluruh Myanmar diketahui bergabung dengan CDM, yang membuat banyak kantor pemerintah, kementerian, rumah sakit dan bank ditinggalkan begitu saja atau ditutup.

Juru bicara junta militer Myanmar, Brigjen Zaw Min Tun, menuduh para dokter melakukan pembunuhan keji karena mereka berhenti bekerja di rumah sakit pemerintah.

Pada 6 April lalu, pasukan keamanan Myanmar menyerbu rumah ahli bedah ortopedi Dr Kyaw Min Soe di Mayangone, Yangon. Dokter tersebut pernah terlibat dalam CDM. Menurut saksi mata, tangan sang dokter itu diikat dan sebuah tas berwarna hitam diletakkan di atas kepalanya, lalu dia diseret dari kediamannya oleh sejumlah tentara dan polisi.

Dr Kyaw Min Soe kerap merawat orang-orang yang terluka dalam protes anti-rezim. Diduga ia menjadi sasaran karena hal itu, namun ada juga yang berspekulasi bahwa ia ditangkap karena kedekatannya dengan Dr. Zaw Wai Soe, tokoh CDM yang pernah diangkat sebagai pejabat menteri di tiga kementerian oleh CRPH.

Sementara itu, Dr. Maw Maw Oo, kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Yangon, dilaporkan ditangkap pada 12 April. Dokter tersebut juga merawat para pengunjuk rasa yang terluka selama tindakan keras junta terhadap demonstrasi anti-rezim.

Pada Selasa (13/4), rezim militer mengancam akan mencabut izin sejumlah klinik dan rumah sakit swasta, di mana dokter yang bekerja di sana masuk dalam daftar penangkapan. Selain itu, pemilik klinik dan rumah sakit swasta juga akan dituntut.

Militer juga memperingatkan akan menahan para tenaga medis pemerintah lainnya jika memberikan perawatan di klinik dan rumah sakit swasta.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), hingga Selasa (13/4), lebih dari 3.000 orang termasuk para pemimpin terpilih, komisioner pemilu, pengunjuk rasa anti-rezim, guru, dokter, jurnalis, penulis, seniman, dan warga sipil telah ditangkap sejak kudeta.

Selain itu, lebih dari 710 warga sipil termasuk pengunjuk rasa anti-rezim, pengamat dan penduduk lokal telah terbunuh oleh pasukan junta selama tindakan kekerasan, termasuk penggerebekan, penangkapan dan penembakan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads