Mantan pengawal Presiden Prancis Emmanuel Macron, Alexandre Benalla telah diperintahkan untuk diadili atas kasus penyerangan tiga tahun lalu. Saat itu, Benalla yang masih bekerja untuk kantor kepresidenan tertangkap kamera memukul para pengunjuk rasa.
Seperti dilansir AFP, Rabu (14/4/2021) kasus Benalla menjadi skandal besar pertama dalam masa kepresidenan Macron. Kasus itu terjadi hanya setahun setelah terpilihnya Macron sebagai presiden, di mana dirinya berjanji untuk memulihkan integritas publik Prancis.
Benalla, mantan pengawal yang memiliki peran keamanan senior di tim Macron, terekam kamera melakukan penyerangan terhadap seorang pria muda dan mencengkeram leher seorang wanita saat aksi protes May Day 2018 lalu.
Saat itu, dirinya memang diberi izin oleh kantor kepresidenan untuk menghadiri aksi protes sebagai pemantau. Namun, begitu tiba di sana, ia yang mengenakan helm polisi mulai menyerang para demonstran.
Pada awalnya kepresidenan mencegah laporan terkait Benalla ke pihak berwenang, yang memicu tuduhan menutup-nutupi kasus tersebut. Kemudian Benalla akhirnya dipecat usai surat kabar Le Monde memberitakan kasusnya pada Juli 2018 lalu.
Komisi penyelidikan Senat Prancis menemukan "kelemahan besar" dalam penanganan pemerintah atas kasus itu dan mengatakan pihaknya mencurigai para pengawal Macron mencoba menutupi beberapa detail kasus.
Sumber-sumber yudisial mengkonfirmasi bahwa Benalla akan diadili atas kasus penyerangan, campur tangan tidak sah dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dan penggunaan atribut yang tidak sah, yang berkaitan dengan helm saat penyerangan.
Menangkis tuduhan melakukan penyerangan, Benalla berdalih dirinya membantu polisi menangkap para pengunjuk rasa.
Lebih lanjut, dia telah diperintahkan untuk diadili dalam kasus lain, yang melibatkan penggunaan paspor diplomatik usai dirinya dipecat.
Tonton juga Video: Macron Bantah Telah Hinakan Nabi Muhammad