Sejumlah kapal militer China dilaporkan mengejar sebuah kapal sipil yang membawa para jurnalis Filipina di perairan Laut China Selatan. Angkatan Bersenjata Filipina tengah menyelidiki insiden yang disebut terjadi pekan ini.
Seperti dilansir AFP, Jumat (9/4/2021), beberapa jurnalis dari televisi Filipina, ABS-CBN, mendatangi Second Thomas Shoal yang berada di gugusan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang menjadi sengketa, pada Kamis (8/4) waktu setempat.
Tiba-tiba, kapal yang membawa para jurnalis itu dikejar oleh sebuah Kapal Penjaga Pantai China dan dua kapal penyerang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan di Laut China Selatan meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah ratusan kapal China terdeteksi berkumpul di Whitsun Reef, yang juga terletak di gugusan Kepulauan Spratly.
China yang mengklaim nyaris seluruh perairan Laut China Selatan, menolak permintaan Filipina agar kapal-kapal itu ditarik mundur. Otoritas Filipina menyebut ratusan kapal China itu secara melanggar hukum masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina.
"Angkatan Bersenjata Filipina menyatakan keprihatinan atas laporan dugaan pelecehan oleh kapal-kapal Angkatan Laut PLA China dan kapal Penjaga Pantai China seperti dilaporkan oleh tim jurnalis yang berada di atas kapal di dalam ZEE kita," ucap juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Mayor Jenderal Edgard Arevalo.
"Melalui Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina, kita melakukan penyelidikan dan verifikasi untuk mencari tahu apa yang terjadi," imbuhnya.
"CCG 5101 melambat dan berbalik arah setelah satu jam untuk membantu awak Filipina, yang pada saat ini telah berlayar lurus kembali ke daratan utama Palawan," sebut ABS-CBN merujuk pada sebuah pulau di Filipina bagian barat.
"Namun, dua kapal yang lebih kecil dan lebih cepat muncul di cakrawala, tampaknya mengejar kapal Filipina itu," imbuh ABS-CBN dalam pernyataannya.
"Dalam beberapa menit, bentuk dan desain unik dari kapal serang cepat Houbei yang dilengkapi rudal tipe 22 menjadi jelas. Dua kapal yang dilengkapi rudal itu melanjutkan pengejaran," terang ABS-CBN.
Menanggapi laporan itu, Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, menyebut insiden itu 'mengkhawatirkan'. "Tampaknya -- tolong diverifikasi -- awak ABS-CBN tidak berada di kapal yang mengundang risiko, tapi di kapal penumpang," ucap Locsin.
"Negara bersumpah melindungi rakyat Filipina. Dan Anda tidak mengejar, Anda menggunakan pengeras suara untuk memberi peringatan," imbuhnya.