Nepal mengalami musim kebakaran hutan terburuk dalam satu dekade terakhir. Pejabat setempat mengatakan api besar berkobar di seluruh hutan negara yang mengakibatkan udara berkabut kecoklatan.
Dilansir AFP, Kamis (7/4/2021) kualitas udara di Ibu Kota Kathamandu pada Selasa lalu sebagai terburuk di dunia berdasarkan situs IQAir. Akibatnya, beberapa penerbangan internasional ditunda karena asap tebal yang menyelimuti kota itu.
"Jumlah kebakaran hutan tertinggi telah dilaporkan musim ini sejak catatan insiden semacam itu selama sembilan tahun terakhir," kata Juru Bicara Otoritas Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal, Uddav Prasad Rijal, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas pemadam kebakaran sedang bekerja untuk mengendalikan api, kata para pejabat.
Lebih dari 2.700 kebakaran hutan telah dilaporkan di Nepal sejak November. Hal itu 14 kali lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Rijal mengatakan musim dingin antara November dan Februari lebih kering dari biasanya sehingga meningkatkan risiko. Musim kebakaran hutan dimulai pada November dan berlangsung hingga awal monsun pada bulan Juni.
Rijal menambahkan bahwa para petani juga membakar sebagian lahan hutan guna menanam rumput untuk makanan ternak mereka.
Di distrik Bara di Nepal selatan, seorang penduduk desa mengatakan rumahnya "Tersedak asap" selama seminggu saat api melalap hutan setempat.
"Itu dalah kebakaran hutan terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Harus ada sistem untuk mengendalikannya dengan lebih baik," kata warga bernama Bharat Ghale (60).
Tonton juga Video: Kebakaran Hutan Melanda Taman Nasional di Meksiko
Pakar iklim, Madhukar Upadhya mengatakan hal "tak terhindarkan" akan ada lebih banyak kebakaran hutan karena musim dingin Nepal menjadi lebih kering akibat perubahan iklim.
"Pekerjaan perlu dilakukan untuk mengurangi risiko kebakaran di tingkat masyarakat dan mereka (masyarakat) harus diperlengkapi untuk memitigasi saat kebakaran terjadi," kata Upadhya kepada AFP.
Pekan lalu, sekolah ditutup selama empat hari setelah kualitas udara mencapai tingkat yang berbahaya.