Pelaku penyerangan di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) dilaporkan menderita delusional, paranoia dan memiliki keinginan bunuh diri. Para penyidik AS meyakini penyerangan itu merupakan insiden terisolasi dari seorang pria muda yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (5/4/2021), pelaku penyerangan yang diidentifikasi bernama Noah Green (25) tewas usai ditembak polisi dalam serangan pada Jumat (2/4) lalu.
Video serangan menunjukkan pelaku keluar dari mobilnya usai menabrakkannya, sambil membawa sebilah pisau dan mulai berlari ke arah polisi. Kepala Kepolisian Capitol, Yogananda Pittman, menuturkan bahwa polisi menembak pelaku dan dia kemudian dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyidik fokus pada kondisi kesehatan mental pelaku sembari mencari tahu motif di balik serangan tersebut. Disebutkan seorang pejabat kepolisian yang enggan disebut namanya bahwa penyidik telah berbicara dengan keluarga Green, yang menyebut pemuda itu kerap berbicara soal pikiran delusional yang terus meningkat.
Dalam postingan online, yang telah dihapus, Green menyebut dirinya berada di bawah kendali pemikiran pemerintah dan menyebut dirinya selalu diawasi. Dia juga menggambarkan dirinya sebagai pengikut Negara Islam (Nation of Islam) dan pemimpinnya, Louis Farrakhan. Nation of Islam didirikan di AS tahun 1930 silam.
Disebutkan juga bahwa dalam postingannya, Green juga berbicara soal mengalami masa-masa sulit saat bersandar pada keyakinannya. Beberapa pesan dari Green didokumentasikan oleh kelompok pemantau aktivitas militan, SITE.
"Sejujurnya, beberapa tahun terakhir ini sangat sulit, dan beberapa bulan terakhir semakin sulit," tulis Green dalam pesannya pada akhir Maret lalu.
Simak juga video '2 Polisi Diserang-Ditabrak di Gedung Capitol AS':
"Saya lelah dengan sejumlah cobaan terbesar, yang tidak bisa dibayangkan dalam hidup saya. Saya kini menganggur setelah meninggalkan pekerjaan saya yang sebagian karena kesengsaraan, tapi pada akhirnya, demi mencari perjalanan spiritual," imbuhnya.
Insiden pada 2 April lalu itu menewaskan seorang polisi yang ditusuk oleh Green. Polisi yang tewas diidentifikasi sebagai William 'Billy' Evans, seorang polisi veteran yang telah mengabdi selama 18 tahun dan merupakan anggota unit cepat tanggap.
Ketua House of Representatives (HOR) atau DPR AS, Nancy Pelosi, memuji Evans sebagai 'martir demokrasi kita'. Presiden Joe Biden menyatakan dirinya dan istrinya, Jill, berduka atas meninggalnya Evans. Dia memerintahkan agar bendera setengah tiang dikibarkan di Gedung Putih untuk menghormati Evans.