Australia akan terus melanjutkan program inokulasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca, setelah kasus pembekuan darah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin tersebut.
Seorang pria berusia 44 tahun dirawat di rumah sakit Melbourne dengan pembekuan darah, beberapa hari setelah menerima vaksin AstraZeneca. Dia menderita trombosis serius, suatu kondisi yang mencegah aliran darah normal melalui sistem peredaran darah.
Regulator Therapeutic Goods Administration (TGA) dan panel, Kelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi (ATAGI), bertemu untuk membahas saran lebih lanjut tentang vaksin AstraZeneca.
"Saat ini kami belum dinasihati oleh ATAGI atau TGA untuk menghentikan peluncuran vaksin AstraZeneca di Australia," kata wakil kepala petugas medis Australia, Michael Kidd, dalam penjelasan yang disiarkan televisi hari ini.
Kidd mengatakan, bagaimanapun, bahwa kasus pembekuan darah "kemungkinan" terkait dengan vaksin itu.
"Risiko efek samping yang serius tetap sangat rendah, tetapi keamanan adalah yang terpenting dan itulah mengapa TAGI dan TGA terus melakukan uji tuntas pada kasus ini," kata Kidd, menambahkan bahwa pengumuman lebih lanjut akan datang minggu depan.
Sebelumnya pada hari Kamis (1/4) waktu setempat, Inggris mengidentifikasi 30 kasus peristiwa pembekuan darah yang langka setelah penggunaan vaksin AstraZeneca. Beberapa negara, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Spanyol, membatasi penggunaannya setelah laporan serupa.
Simak video 'Soal Isu Pembekuan Darah, Australia Tetap Gaspol Vaksinasi AstraZeneca':