Penembakan massal yang menewaskan empat orang, termasuk seorang anak, di kota Orange, California Selatan, Amerika Serikat (AS), mengejutkan warga setempat. Sebabnya, kota Orange selama ini dikenal sebagai wilayah yang tenang dan aman.
Seperti dilansir Los Angeles Times dan Associated Press, Kamis (1/4/2021), tembakan dilepaskan di sebuah gedung perkantoran dua lantai di area Lincoln Avenue, Orange, sebelah tenggara Los Angeles, ketika polisi tiba di lokasi pada Rabu (31/3) sore, sekitar pukul 17.30 waktu setempat.
Juru bicara Kepolisian Orange, Letnan Jennifer Amat, menuturkan bahwa penembakan terjadi di lantai dua gedung perkantoran tersebut. Laporan media menyebut jenazah korban terlihat di lorong lantai dua dan di halaman gedung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku penembakan, yang identitasnya belum diketahui, kini kritis di rumah sakit akibat luka tembak yang dideritanya. Tidak diketahui secara jelas apakah luka tembak itu dipicu oleh pelaku sendiri atau akibat terkena tembakan polisi. Amat membenarkan bahwa sempat terjadi baku tembak antara polisi dan pelaku.
Motif penembakan belum diketahui pasti.
Papan yang terpasang di luar gedung yang menjadi lokasi penembakan itu mengindikasikan beberapa bisnis berkantor di sana, termasuk kantor asuransi, perusahaan konsultan keuangan, bisnis jasa hukum dan tokoh perbaikan telepon. Kompleks apartemen besar membentang di seberang Lincoln Avenue, lokasi penembakan.
Nathan Zachary (18) dan ayahnya sedang memasak ayam goreng untuk makan malam, saat dia membaca berita penembakan di lingkungannya ketika melihat-lihat Instagram. Keduanya langsung bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Saya tidak bisa mempercayainya," ucap Zachary. Dia menggambarkan lingkungan tempat tinggalnya sebagai 'area yang aman, sangat aman'.
Dengan memakai piyama flannel, Zachary dan ayahnya berdiri di pinggir jalan, mencoba mengamati pergerakan banyak polisi yang lalu-lalang di sekitar lokasi. "Sulit untuk tidur, hingga Anda tahu apa yang terjadi," ujarnya.
Camilo Akly (28) tidak bisa menjemput adik laki-lakinya yang sedang nongkrong dengan temannya di sebuah rumah yang tepat menghadapi lokasi penembakan. Dia pun berjalan kaki beberapa blok untuk menjemput sang adik dan melihat banyak polisi datang.
"Satu per satu mobil polisi berhenti, kemudian mendengar suara helikopter, kemudian melihat petugas pemadam kebakaran bergegas masuk," tuturnya saat masih berupaya mencerna situasi pada Rabu (31/3) malam.
"Anda mengira tidak ada apa-apa yang terjadi pada malam Anda, dan tiba-tiba, semuanya berubah sangat cepat. Harus berhati-hati akhir-akhir ini," imbuh Akly.
Secara terpisah, Amat menuturkan bahwa kota Orange tidak pernah 'mengalami situasi seperti ini sejak penembakan Caltrans tahun 1997'. Dalam peristiwa saat itu, seorang mantan pegawai negeri yang baru dipecat, melepas tembakan dengan senapan serbu dan menewaskan empat orang sebelum terlibat baku tembak dengan polisi.
"Orange biasanya tenang," sebut Amat.
Kota Orange yang berjarak 48 kilometer sebelah tenggara Los Angeles ini, berpenduduk 140 ribu jiwa.
Sementara itu, anggota parlemen distrik setempat dari Partai Demokrat, Katie Porter, menyatakan dirinya 'sangat sedih' atas apa yang terjadi. "Saya terus memikirkan para korban dan keluarga tercinta mereka sembari kita belajar lebih banyak. Tim saya dan saya akan terus memantau situasi secara saksama," ucapnya.