Pertanyakan Vaksin Corona, Miliarder Thailand Didakwa Hina Kerajaan

Pertanyakan Vaksin Corona, Miliarder Thailand Didakwa Hina Kerajaan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 18:54 WIB
Thai billionaire Thanathorn Juangroongruangkit founded the now-dissolved Future Forward Party (Lillian SUWANRUMPHA AFP/File)
Thanathorn Juangroongruangkit (Lillian SUWANRUMPHA AFP/File)
Bangkok -

Seorang miliarder Thailand yang juga tokoh oposisi dijerat dakwaan mencemarkan nama baik kerajaan. Dakwaan dijeratkan setelah miliarder ini mempertanyakan ketergantungan pemerintah yang berlebihan terhadap vaksin virus Corona (COVID-19) buatan perusahaan yang terkait keluarga Kerajaan Thailand.

Seperti dilansir AFP, Selasa (30/3/2021), Thanathorn Juangroongruangkit yang merupakan pendiri Partai Future Forward yang telah dibubarkan, memposting sebuah video via Facebook pada Januari lalu yang isinya mempertanyakan apakah Thailand terlalu bergantung pada Siam Bioscience untuk program vaksinasi Corona.

Perusahaan itu dimiliki oleh Biro Properti Mahkota (Crown Property Bureau) yang mengelola kekayaan keluarga Kerajaan Thailand senilai miliaran dolar Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sidang pada Selasa (30/3) waktu setempat, pengadilan Bangkok mendakwa Thanathorn dengan lese majeste dan dakwaan kejahatan komputer terkait video yang dipostingnya. Thanathorn membantah dakwaan itu.

"Ini memberikan hasil yang positif -- mendorong pemerintah untuk menilai kembali kebijakan vaksin untuk mengatasi situasi COVID-19. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap Thanathorn di luar pengadilan.

ADVERTISEMENT

"(Polisi) Tidak menyebut kutipan apapun atau hal apapun yang disebutkan secara spefisik. Itu pada dasarnya adalah dakwaan karena berbicara via Facebook," imbuhnya.

Diketahui bahwa di bawah undang-undang anti-pencemaran nama baik yang ketat di Thailand, siapapun yang terbukti bersalah bisa dihukum maksimum 15 tahun penjara per dakwaan.

Thailand diketahui telah memesan 61 juta dosis vaksin Corona buatan AstraZeneca. Siam Bioscience berencana memproduksi 200 juta dosis vaksin itu untuk Kerajaan Thailand dan wilayah yang lebih luas setiap tahunnya.

Sidang kasus Thanathorn akan kembali digelar pada 7 Mei mendatang.

Sebelum dibubarkan, Partai Future Forward yang dipimpin Thanathorn tercatat sebagai partai terbesar ketiga di Thailand, dengan berhasil menarik jutaan pendukung yang tertarik pada platform anti-establishment selama pemilu 2019. Namun partai itu dibubarkan dalam langkah hukum, yang melarang para pemimpinnya termasuk Thanathorn untuk kembali terjun ke polisi.

Sementara itu, terkait kasus lese majeste, saat ini tercatat lebih dari 70 orang dijerat dakwaan mencemarkan nama baik Kerajaan Thailand, termasuk para pemimpin mahasiswa yang menginisiasi gerakan pro-demokrasi pada Juli tahun lalu.

Unjuk rasa pro-demokrasi itu menuai dukungan puluhan ribu orang sepanjang tahun lalu, namun mulai melambat dalam beberapa bulan terakhir karena kemunculan gelombang baru Corona di Thailand.

Aksi protes itu menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-O-Cha dan penulisan ulang Konstitusi Myanmar yang sebelum ditulis ulang oleh militer. Namun tuntutan demonstran yang paling kontroversial adalah reformasi monarki, termasuk penghapusan lese majeste.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads