Seorang miliarder Thailand yang juga tokoh oposisi dijerat dakwaan mencemarkan nama baik kerajaan. Dakwaan dijeratkan setelah miliarder ini mempertanyakan ketergantungan pemerintah yang berlebihan terhadap vaksin virus Corona (COVID-19) buatan perusahaan yang terkait keluarga Kerajaan Thailand.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/3/2021), Thanathorn Juangroongruangkit yang merupakan pendiri Partai Future Forward yang telah dibubarkan, memposting sebuah video via Facebook pada Januari lalu yang isinya mempertanyakan apakah Thailand terlalu bergantung pada Siam Bioscience untuk program vaksinasi Corona.
Perusahaan itu dimiliki oleh Biro Properti Mahkota (Crown Property Bureau) yang mengelola kekayaan keluarga Kerajaan Thailand senilai miliaran dolar Amerika.
Dalam sidang pada Selasa (30/3) waktu setempat, pengadilan Bangkok mendakwa Thanathorn dengan lese majeste dan dakwaan kejahatan komputer terkait video yang dipostingnya. Thanathorn membantah dakwaan itu.
"Ini memberikan hasil yang positif -- mendorong pemerintah untuk menilai kembali kebijakan vaksin untuk mengatasi situasi COVID-19. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap Thanathorn di luar pengadilan.
"(Polisi) Tidak menyebut kutipan apapun atau hal apapun yang disebutkan secara spefisik. Itu pada dasarnya adalah dakwaan karena berbicara via Facebook," imbuhnya.
Diketahui bahwa di bawah undang-undang anti-pencemaran nama baik yang ketat di Thailand, siapapun yang terbukti bersalah bisa dihukum maksimum 15 tahun penjara per dakwaan.