Sedikitnya 114 nyawa melayang dalam berbagai unjuk rasa sepanjang Sabtu (27/3) waktu setempat di Myanmar. Junta pun mendapatkan kecaman keras dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hingga Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (29/3/2021) PBB melontarkan kecaman keras dengan menyebut militer Myanmar melakukan pembunuhan massal. Sementara Biden mengatakan serangan terhadap demonstran adalah tindakan yang benar-benar memalukan.
"Ini mengerikan," kata Biden kepada wartawan dalam sambutan singkat yang dia berikan di negara bagian asalnya, Delaware, seperti dilansir AFP, Senin (29/3/2021)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar-benar memalukan, dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak sekali orang yang terbunuh," imbuhnya.
Menurut laporan media lokal dan saksi mata menyebut anak-anak termasuk dalam korban tewas dalam penindakan sarat kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar dalam berbagai unjuk rasa pada Sabtu (27/3) waktu setempat.
Pertumpahan darah mengerikan itu terjadi usai junta menggelar pawai perayaan tahunan Hari Angkatan Bersenjata.
"Kita memberi hormat kepada para pahlawan kita yang mengorbankan nyawa selama revolusi ini dan Kita Harus Memenangkan REVOLUSI Ini," demikian pernyataan salah satu kelompok demonstran utama, Komisi Pemogokan Umum Nasional (GSCN), via Facebook.
Uni Eropa menggambarkan kekerasan mematikan itu sebagai hal yang "tidak bisa diterima".
"Jauh dari merayakan, militer Myanmar kemarin telah membuat hari yang mengerikan dan memalukan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dalam sebuah pernyataan.
Lihat Video: 144 Orang Tewas di Myanmar, Biden: Mengerikan!