Otoritas Singapura mengutuk bom bunuh diri di luar Gereja Katedral Makassar. Ditegaskan Singapura bahwa tidak ada pembenaran apapun untuk tindak kekerasan semacam itu.
Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (29/3/2021), pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Singapura dalam pernyataan terbaru pada Senin (29/3) waktu setempat.
"Tidak ada yang bisa membenarkan kekerasan semacam itu terhadap warga sipil tidak bersalah dan tempat ibadah," demikian pernyataan juru bicara MFA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3), sekitar pukul 10.28 WITA. Ledakan terjadi setelah misa Minggu Palma selesai digelar di dalam gereja.
Dua pelaku bom bunuh diri, yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berboncengan menggunakan sepeda motor hendak masuk ke dalam gereja. Namun mereka dihadang seorang sekuriti dan akhirnya meledakkan diri di depan gereja.
Selain dua pelaku yang tewas, sedikitnya 20 orang mengalami luka-luka akibat ledakan ini. Hingga Senin (29/3) sore, sedikitnya 15 orang masih dirawat di rumah sakit dan yang lain sudah diperbolehkan pulang.
"Kami mengharapkan kesembuhan yang cepat dan sepenuhnya bagi mereka yang luka-luka, dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memastikan keselamatan masyarakat," imbuh juru bicara MFA tersebut.
MFA menambahkan bahwa tidak ada laporan warga Singapura terkena dampak ledakan tersebut.
Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan kedua pelaku merupakan anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Boy menyebut keduanya adalah sel regenerasi dari jaringan teroris tersebut.
Salah satu pelaku yang berhasil diidentifikasi berinisial LL, sedangkan satu pelaku lainnya masih dalam penyelidikan.