Bocah Myanmar Selamat dari Serangan Udara Militer yang Tewaskan Ayahnya

Bocah Myanmar Selamat dari Serangan Udara Militer yang Tewaskan Ayahnya

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 29 Mar 2021 19:27 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Ilustrasi -- Militer Myanmar saat melakukan parade (dok. AP Photo)
Naypyitaw -

Seorang balita di Myanmar secara ajaib berhasil selamat dari serangan udara yang dilancarkan militer negara itu di dekat perbatasan Thailand, pada akhir pekan. Serangan udara yang sama menewaskan ayah dari balita ini.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/3/2021), militer Myanmar melancarkan serangan udara di wilayah Karen pada Sabtu (27/3) waktu setempat, yang merupakan serangan udara pertama dalam 20 tahun terakhir. Serangan dilancarkan beberapa jam setelah kelompok pemberontak menduduki pangkalan militer di sana.

Salah satu yang terkena serangan udara adalah pondok bambu yang ditinggali oleh seorang anak laki-laki bernama Saw Ta Eh Ka Lu Moo Taw, yang berusia nyaris 3 tahun. Balita ini tinggal di lembah Day Bu Doh bersama orangtuanya yang berprofesi sebagai petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah balita itu, Saw Aye Lay Htoo (27), tewas seketika akibat serpihan bom yang berasal dari serangan udara militer Myanmar. Namun, ajaib, balita ini berhasil selamat.

"Dia (balita itu) sedang duduk di pangkuan ayahnya pada saat itu dan serpihan bom menewaskan ayahnya," tutur David Eubank dari kelompok Free Burma Rangers kepada AFP.

ADVERTISEMENT

"Dia (balita itu) memiliki luka sobek di lehernya dan masih ada beberapa serpihan di dalam tubuhnya," imbuhnya.

Kelompok kemanusiaan Kristen yang mengelola sebuah klinik kesehatan di area itu memberikan perawatan medis kepada sang balita.

Eubank menuturkan bahwa petugas medis akan berusaha mengeluarkan serpihan-serpihan logam itu dengan operasi kecil.

"Mereka terkejut dan sedih. Bocah kecil itu tahu bahwa ayahnya telah meninggal," ucapnya.

Para tenaga medis setempat mengkhawatirkan jika balita itu mengalami infeksi akibat serpihan logam yang bersarang di tubuhnya dan memberikannya antibiotik.

Sekitar 3.000 warga etnis Karen kabur ke area hutan dan menyeberangi sungai untuk mencari perlindungan di perbatasan Thailand, saat serangan udara berlanjut hingga Minggu (28/3) dan Senin (29/3) waktu setempat.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads