Cerita Putin Alami Efek Samping Usai Divaksin Corona

Cerita Putin Alami Efek Samping Usai Divaksin Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 29 Mar 2021 12:08 WIB
Russian President Vladimir Putin listens during a meeting in the Kremlin, in Moscow, Russia, Thursday, Nov. 19, 2020. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Vladimir Putin (dok. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Moskow -

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui dirinya mengalami efek samping setelah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus Corona (COVID-19). Namun efek samping yang dirasakan Putin itu dilaporkan tergolong ringan.

Seperti dilansir Reuters, Senin (29/3/2021), pengakuan soal efek samping itu diungkapkan Putin dalam wawancara dengan saluran televisi Rossiya 1 TV pada Minggu (28/3) waktu setempat dan dilaporkan kantor berita Interfax.

"Saya bangun keesokan paginya setelah vaksinasi dan bagi saya sepertinya saya merasakan sedikit nyeri pada otot. Saya mengambil termometer ... suhu tubuh saya normal," tutur Putin kepada Rossiya 1 TV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putin juga menuturkan bahwa dirinya merasa tidak nyaman di bagian bekas suntikan.

Putin telah disuntik vaksin Corona pada Selasa (23/3) pekan lalu, tapi jenis vaksin yang digunakan Putin dirahasiakan dan hanya sang dokter yang mengetahuinya.

ADVERTISEMENT

Namun Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia memastikan pemimpin Rusia itu menggunakan salah satu dari tiga vaksin buatan Rusia, yakni Sputnik V, EpiVacCorona dan CoviVac.

Kremlin mengumumkan keputusan Putin untuk divaksinasi Corona sejak Desember tahun lalu. Putin menyebut penundaan terjadi karena ada kebutuhan untuk menggabungkannya dengan vaksin lain yang diterimanya.

Simak video 'Alasan Jenis Vaksin COVID-19 untuk Vladimir Putin Dirahasiakan':

[Gambas:Video 20detik]



Putin menegaskan bahwa ketiga vaksin Corona buatan Rusia -- dengan yang paling terkenal dan banyak tersedia adalah Sputnik V -- hampir sama.

Menurut jajak pendapat independen Levada Center hingga 1 Maret, nyaris dua pertiga warga Rusia tidak bersedia menerima suntikan vaksin Sputnik V. Kebanyakan warga Rusia menyebut efek samping sebagai alasan utama mereka menolak Sputnik V.

Otoritas Rusia memulai program vaksinasi di wilayahnya sejak Desember 2020. Pada Senin (22/3) lalu, Putin menyebut bahwa 4,3 juta dari total 144 juta jiwa penduduk Rusia telah menerima dua dosis vaksin Corona.

Sejauh ini, Rusia mencatat total lebih dari 4,5 juta kasus Corona di wilayahnya. Putih mengharapkan Rusia bisa mencapai herd immunity dan mencabut pembatasan pada akhir musim panas.

Herd immunity merujuk pada situasi di mana ada cukup banyak orang di dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi untuk bisa menghentikan penyebaran penyakit secara efektif.

Dengan jumlah wabah baru Corona, sejumlah ilmuwan berharap herd immunity akan meningkat saat 50 persen hingga 70 persen populasi kebal.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads