Pemerintah Amerika Serikat menanggapi santai usai mengetahui Korea Utara (Korut) melakukan uji coba dua rudal jarak pendek pada akhir pekan lalu. Uji coba rudal pertama sejak kepemimpinan Joe Biden itu, tidak menyurutkan niat AS untuk tetap membuka kesempatan berdialog dengan Korut.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/3/2021), militer Korea Selatan mengatakan dua rudal jelajah ditembakkan di lepas pantai barat Korea Utara pada hari Minggu (21/3) lalu. Peluncuran tersebut menandai uji senjata pertama Korea Utara yang diketahui publik sejak Biden menjabat pada Januari lalu.
Sementara dua pejabat senior AS mengatakan, aktivitas Korut tersebut melibatkan sistem senjata di bawah spektrum yang tidak dicakup oleh larangan pengujian Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak banyak yang berubah. Menurut Departemen Pertahanan, ini urusan seperti biasa. Tidak ada ancaman baru dalam apa yang mereka lakukan," kata Joe Biden sekembalinya dari kunjungan ke Ohio, ketika ditanya apakah uji coba itu sebuah provokasi.
Tindakan uji coba dilakukan usai Korut menolak untuk terlibat dengan tawaran diplomatik AS sejak pertengahan Februari lalu.
Para pejabat senior AS mengatakan pemerintahan Biden berada di "tahap akhir" dari peninjauan penuh soal kebijakan Korea Utara, dan akan menjadi tuan rumah bagi penasihat keamanan nasional Jepang dan Korea Selatan minggu depan untuk membahas isu Korut.
Salah satu pejabat mengatakan hanya ada "sangat sedikit dialog atau interaksi" dengan Korea Utara sejak pertemuan puncak yang gagal antara mantan Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam pada Februari 2019, di mana AS berusaha membujuk Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya.
Pentagon menolak mengomentari uji coba tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh media Washington Post. Misi Korea Utara untuk PBB juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Seorang jenderal tinggi AS pekan lalu memperingatkan kemungkinan yang jauh lebih provokatif, yakni Korut akan memulai uji coba dengan desain yang lebih baik untuk rudal balistik antar benua.
Tindakan seperti itu akan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Sebelumnya, latihan militer gabungan AS-Korea Selatan bulan ini membuat marah Korea Utara, meskipun dikurangi menjadi latihan simulasi komputer.