Penembakan brutal di sebuah supermarket di Colorado, Amerika Serikat (AS), memicu kengerian. Seorang saksi mata yang ada di supermarket mengaku mendengar beberapa kali suara tembakan, sebelum dia menyelamatkan diri melalui pintu belakang.
"Saya hampir terbunuh karena ingin membeli soda dan sekantong keripik kentang," tutur Ryan Borowski, yang berada di dalam supermarket saat penembakan terjadi, seperti dilansir AFP, Selasa (23/3/2021).
Borowski menuturkan kepada CNN bahwa dirinya mendengar sedikitnya delapan suara tembakan sebelum menyelamatkan diri keluar dari supermarket pada Senin (22/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasanya luar biasa bahwa semua orang saling membantu dan insting kita sama dan kami berlari... Saya tidak tahu mengapa orang lain tidak melakukannya, dan saya menyesal mereka terdiam. Saya berharap ini tidak terjadi," ucapnya.
Tayangan livestreaming yang belum terverifikasi dari seorang saksi mata awalnya menunjukkan sedikitnya tiga orang tergeletak di lantai, sebelum suara tembakan terdengar.
Kepolisian setempat belum bisa memastikan jumlah korban tewas dalam penembakan ini. Namun Komandan Kerry Yamaguchi dari Kepolisian Boulder menuturkan bahwa salah satu korban tewas bisa dipastikan seorang polisi.
Pelaku penembakan dipastikan telah ditangkap, dalam kondisi luka-luka. Yamaguchi menuturkan bahwa pelaku penembakan menjadi satu-satunya individu yang luka-luka dan berhasil selamat dalam penembakan ini. Identitas pelaku belum diungkap ke publik.
Motif di balik penembakan ini masih diselidiki.
Penembakan brutal ini terjadi beberapa hari setelah pria bersenjata menewaskan delapan orang di panti pijat dan spa di Kota Atlanta, negara bagian Georgia. Para pejabat belum dapat memastikan apakah serangan dengan para korban termasuk enam perempuan Asia itu karena motivasi rasial.
Tersangka penembakan, Robert Aaron Long, menghadapi berbagai dakwaan berlapis pembunuhan serta penyerangan.
Sherif Cherokee, Frank Reynolds mengatakan tersangka mengklaim "kecanduan seks".
Serangan ini terjadi di tengah peningkatan kejahatan yang menyasar warga keturunan Asia-Amerika.