Kecam Serangan Anti-Asia di AS, Ribuan Demonstran Turun ke Jalan

Kecam Serangan Anti-Asia di AS, Ribuan Demonstran Turun ke Jalan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Mar 2021 15:51 WIB
People gathered to commemorate and mourn the eight people, six of whom were women of Asian descent, killed in Atlanta, Georgia, United States, on March 16, 2021. Three massage parlors around Atlanta were targeted by a 21-year-old, Robert Aaron Long, who now faces eight counts of murder and one charge of aggravated assault. (Photo by Andrej Ivanov / AFP)
Demonstran mengecam serangan anti-Asia yang marak di AS (Andrej Ivanov/AFP)
Atlanta -

Ribuan orang di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) kembali turun ke jalan untuk mengecam serangan anti-Asia yang marak beberapa waktu terakhir. Aksi protes ini digelar setelah penembakan massal di Atlanta yang menewaskan 8 orang, termasuk enam wanita Asia, pekan lalu.

Seperti dilansir AFP, Senin (22/3/2021), unjuk rasa ini digelar di kota-kota besar AS, seperti New York, Washington dan termasuk Atlanta yang menjadi lokasi penembakan, pada Minggu (21/3) waktu setempat. Unjuk rasa serupa juga digelar di kota Montreal, Kanada.

Salah satu demonstran bernama Xin Hua, yang keturunan Asia-Amerika, menyatakan dirinya 'sangat marah' bahwa polisi di Atlanta belum juga menyebut penembakan brutal itu didasari motif ras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Faktanya adalah enam wanita Asia tewas," ucap Xin yang berusia 37 tahun ini kepada AFP di Washington, di mana ratusan demonstran ikut aksi protes tersebut.

Pelaku penembakan di Atlanta, Robert Aaron Long, ditangkap pada Selasa (16/3) waktu setempat, setelah menembaki tiga panti pijat dan spa setempat. Dia mengakui tindak kejahatannya dan telah didakwa atas pembunuhan. Namun dalam interogasi, Long membantah aksinya itu didasari oleh kebencian ras. Dia justru mengakui menderita kecanduan seks dan ingin 'memusnahkan' godaan.

ADVERTISEMENT

"Saya bukan godaan Anda," demikian bunyi salah satu poster yang dibawa demonstran dalam aksi di Washington.

"Saya pernah didekati di aplikasi kencan oleh pria-pria yang mengatakan, 'Saya perlu menyembuhkan demam kuning saya'," tutur serang demonstran berusia 31 tahun kepada AFP, yang menolak fetishisasi seksual terhadap wanita Asia.

Tonton juga Video: Stop Asian Hate, Sandra Oh: Saya Bangga Jadi Orang Asia!

[Gambas:Video 20detik]



Kandidat Wali Kota New York, Andrew Yang, yang juga pernah menjadi kandidat capres Partai Demokrat mengundang demonstran untuk mengangkat tangan jika melihat lonjakan kasus rasisme anti-Asia sejak pandemi virus Corona (COVID-19) bermula. Para aktivis menyebut sentimen anti-Asia meningkat di AS akibat komentar mantan Presiden Donald Trump yang berkali-kali menyebut COVID-19 sebagai 'virus China'.

Di Montreal, menurut laporan fotografer AFP, ratusan orang juga turun ke jalanan untuk menggelar aksi protes.

"Kita memprotes rasisme anti-Asia selama bertahun-tahun, yang dipicu oleh seorang presiden pendukung supremasi kulit putih di AS, yang bersikeras menyebut virus itu sebagai 'virus China', yang mendorong kebencian dan serangan terhadap semua kelompok minoritas tertindas," cetus May Chiu dari Kelompok Progresif Keturunan China di Quebec.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads