Lima staf yang baru-baru ini bergabung dengan Gedung Putih telah dipecat karena penggunaan ganja di masa lalu, meskipun ada perubahan pada kebijakan yang melarang pengguna narkoba untuk bekerja di Gedung Putih.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki membenarkan bahwa lima orang telah dipecat karena pernah menggunakan narkoba. Namun, dikatakannya ratusan orang lainnya telah dipekerjakan.
"Gedung Putih telah bekerja sama dengan layanan keamanan untuk memperbarui kebijakan guna memastikan bahwa penggunaan ganja di masa lalu tidak secara otomatis mendiskualifikasi staf untuk bertugas di Gedung Putih," kata Psaki di Twitter seperti dilansir News.com.au, Sabtu (20/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Psaki, akibat perubahan kebijakan itu, kini lebih banyak orang yang pernah menggunakan narkoba di masa lalu, bisa bekerja di Gedung Putih.
"Intinya begini: dari ratusan orang yang dipekerjakan, hanya lima orang yang mulai bekerja di Gedung Putih, tidak lagi dipekerjakan karena kebijakan ini," ujar Psaki.
Diketahui bahwa ganja legal di 15 negara bagian AS, serta District of Columbia, tempat Gedung Putih berada, tetapi belum legal secara federal.
Pemakaian ganja didekriminalisasi di 16 negara bagian lainnya, sementara di beberapa negara bagian lain hanya legal untuk penggunaan medis.
Simak juga 'Anjing Joe Biden Diusir dari Gedung Putih Gegara Sering Mengamuk':
Hanya Idaho dan Nebraska yang tidak mengizinkan penggunaan ganja legal apa pun, tetapi di Nebraska, penggunaan ganja didekriminalisasi untuk yang baru pertama kali menggunakan.
Sebelumnya, penggunaan narkoba di masa lalu dapat mencegah orang mendapatkan izin keamanan yang mereka butuhkan untuk beberapa posisi di Gedung Putih.
Presiden AS Joe Biden sendiri bukanlah pendukung legalisasi ganja, bahkan dia telah menentangnya pada banyak kesempatan di masa lalu.
Selama kampanye kepresidenannya, Biden tidak mendorong legalisasi penuh atau bahkan dekriminalisasi ganja, tetapi dia mengusulkan penghapusan hukuman karena pemakaian ganja di masa lalu.