Israel meluncurkan versi terbaru dari sistem pertahanan Iron Dome pada Selasa (16/3) waktu setempat. Disebutkan Israel bahwa teknologi baru itu mampu mencegat sejumlah drone, rudal dan roket secara bersamaan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (17/3/2021), diketahui bahwa Iron Dome sudah digunakan untuk melindungi Israel dari tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon selama hampir satu dekade, sehingga mampu mempertahankan supremasi militer atas negara lainnya.
"Iron Dome diuji dalam berbagai skenario kompleks dan berhasil mencegat dan menghancurkan target yang mensimulasikan ancaman yang ada dan yang akan muncul," kata Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz.
Ancaman tersebut termasuk "intersepsi simultan dari beberapa UAV (kendaraan udara tak berawak) serta salvo roket dan sejumlah rudal," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
"Versi baru dari sistem Iron Dome akan dikirim ke IAF (Angkatan Udara Israel) dan Angkatan Laut untuk penggunaan operasional dan akan memperkuat kemampuan pertahanan rudal multi-tingkat Israel," kata Gantz.
Pada 2007, Iron Dome secara resmi dipilih sebagai sistem pertahanan rudal Israel, tahun yang sama ketika kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza. Awalnya sistem pertahanan itu dirancang untuk mencegat roket dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak empat hingga 70 kilometer (tiga hingga 45 mil).
Sejak 2011, Angkatan Udara Israel telah mengoperasikan Iron Dome dan berhasil menggagalkan ratusan serangan roket dari Gaza dan Suriah.