Kementerian Luar Negeri Kosovo mengatakan bahwa pihaknya secara formal telah membuka Kedutaan Besarnya di Israel, tepatnya di kota Yerusalem. Pernyataan itu disampaikan setelah Kosovo dan Israel menjalin hubungan diplomatik pada 1 Februari lalu dan KTT Kosovo-Serbia di Gedung Putih pada September lalu.
"Kementerian Luar Negeri dan Diaspora mengumumkan bahwa Kedutaan Besar Kosovo di Negara Israel, dengan kantor pusat di Yerusalem, secara resmi telah dibuka," kata Kementerian Luar Negeri Kosovo dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Associated Press, Senin (15/3/2021).
Sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui aneksasi Israel atas Yerusalem timur dan mengatakan klaim-klaim atas kota tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi. Sementara itu, kebanyakan kedutaan internasional Israel berada di Tel Aviv.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kosovo menjadi negara Eropa pertama dan negara mayoritas Muslim pertama yang mendirikan kedutaan besarnya di Yerusalem, setelah AS dan Guatemala.
Keputusan Kosovo diambil saat Perdana Menteri Avdullah Hoti bersama dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic, bertemu Presiden Donald Trump di Gedung Putih bulan September 2020 lalu.
"Penetapan plakat dan bendera negara di Kedutaan Kosovo di Israel mencerminkan komitmen pemerintah Kosovo untuk memenuhi janji untuk mendirikan misi diplomatik ke Yerusalem," kata Kementerian Luar Negeri Kosovo.
Kedutaan baru itu terletak di pusat kota Yerusalem di bagian barat kota. Tidak ada upacara pembukaan, dan Kosovo mengatakan tidak mengirim delegasi untuk meresmikan kedutaan karena pembatasan virus Corona.
Dengan pengumuman pada Minggu (14/3) waktu setempat tersebut, Kosovo menjadi negara ketiga yang membuka kedutaannya di kota suci itu. AS, di bawah Presiden Donald Trump, adalah negara pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, diikuti kemudian oleh Guatemala.
Simak juga video 'Tentara Israel Tangkap 5 Bocah Palestina Saat Mencari Tanaman Liar':
Beberapa negara lain telah membuka atau berjanji untuk membuka kantor diplomatik tingkat rendah di kota itu, termasuk misi diplomatik yang dibuka minggu lalu oleh Republik Ceko.
Pejabat Menteri Luar Negeri Kosovo, Besnik Tahiri, mengatakan bahwa pembukaan kedutaan di Yerusalem tidak terkait dengan pergantian Kabinet, menambahkan bahwa "jelas bagi semua pihak bahwa pengakuan negara Israel dan pembukaan kedutaan di Yerusalem adalah salah satu peristiwa terpenting selama beberapa tahun terakhir,".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan Kosovo bahwa langkah tersebut dapat merusak hubungan masa depan dengan negaranya.
Diketahui bahwa warga Palestina mengklaim Yerusalem timur, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan kemudian dianeksasi, sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui aneksasi Israel atas Yerusalem timur dan mengatakan klaim atas kota tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi.