Sejak pandemi COVID-19 menyebar di seluruh dunia, sejumlah Menteri Kesehatan dari berbagai negara memutuskan mengundurkan diri sebagai bagian dari tanggung jawab moral mereka. Kini, Menteri Kesehatan Yordania, Nathir Obeidat juga mengundurkan diri usai enam pasien Corona yang tengah dirawat di Rumah Sakit As-Salt meninggal dunia.
Dilansir Reuters, Minggu (14/3/2021), Nathir Obeidat mundur pada Sabtu (13/3) sebagai bentuk tanggung jawab moral usai pasokan tabung oksigen mati dan menyebabkan keenam pasien itu meninggal dunia. Diketahui pasokan tabung oksigen yang mati itu terjadi di bangsal perawatan intensif, unit bersalin dan perawatan pasien Corona. Pasokan tabung oksigen mati selama satu jam.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Perdana Menteri Bisher al Khasawneh meminta Menteri Kesehatan Nathir Obeidat untuk mengundurkan diri. Pihak pemerintah juga menyebut permintaan untuk mengundurkan diri itu sebagai bentuk tanggung jawab moral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Menkes Yordania, berikut sederet Menkes Dunia yang juga mengundurkan diri terkait virus Corona :
Menkes Ekuador
Menteri Kesehatan Ekuador Catalina Andramuno, memutuskan mundur dari jabatannya pada 21 Maret 2020, beberapa jam setelah otoritas terkait mengumumkan lonjakan kasus infeksi COVID-19 di negara tersebut mencapai 500 orang.
Andramudo juga disebut mengundurkan diri tanpa memberikan keterangan lebih lanjut dan menunjuk Juan Carlos Zevallos yang merupakan seorang dokter yang telah bekerja di beberapa rumah sakit dan universitas sebagai penggantinya.
Menkes Belanda
Menteri Kesehatan Belanda Bruno Bruins mengundurkan diri pada 19 Maret 2020. Sebelum mundur, Bruins dilaporkan mengalami kolaps akibat kelelahan bekerja saat memimpin penanganan COVID-19.
Bruins juga jatuh pingsan ke lantai karena kelelahan pada rapat parlemen yang membahas penanganan virus Corona. Kondisi fisiknya yang lemah membuatnya tidak lagi mampu mengemban tugas terlebih ia disebut terus menerus mengikuti rapat yang tak kunjung berakhir.
Menkes Brasil
Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri pada 16 Mei 2020 setelah kurang lebih sebulan bekerja. Pengunduran dirinya juga disebut karena pandangannya yang sering berbeda dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkait penanganan wabah virus Corona COVID-19.
Nelson diketahui menolak permintaan Presiden Jair Bolsonaro memberikan obat klorokuin untuk pasien virus Corona. Ia juga terang-terangan tidak terlibat dalam kebijakan pemerintah Brasil yang berusaha kembali menjalankan ekonomi dengan membuka salon kecantikan, pusat kebugaran, dan pangkas rambut.
Menkes Selandia Baru
Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark, mengundurkan diri pada 2 Juli 2020. Sebelum memutuskan mundur, Clark banyak mendapat kritikan lantaran melanggar kebijakan lockdown yang ia terapkan sendiri.
Bahkan, di saat Selandia Baru masih kewalahan menangani lonjakan kasus, Clark tertangkap basah berlibur bersama keluarnya ke pantai. Clark juga menyampaikan keberadaannya dengan tetap menjabat Menteri Kesehatan memicu 'gangguan yang tidak membantu' bagi upaya pemerintah menghadapi pandemi Corona.
Menkes Polandia
Menteri Kesehatan Polandia Lukasz Szumowski mengundurkan diri pada 15 Agustus 2020 menyusul adanya lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di negara tersebut. Sejak awal Agustus, Polandia telah melaporkan jumlah kasus virus korona tertinggi, tetapi pemerintah belum mengambil tindakan yang lebih ketat secara signifikan.
Szumowski membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah sesuatu yang telah dia rencanakan untuk beberapa waktu dan tidak ada hubungannya dengan pandemi COVID-19. Pada konferensi pers, dia mengatakan bahwa pekerjaannya telah membantu "mencegah puluhan ribu kematian akibat virus Corona di Polandia".
Menkes Republik Ceko
Menteri Kesehatan Republik Ceko Adam Vojtech secara mengejutkan mengundurkan diri pada 21 Agustus 2020. Disebutkan bahwa alasan terbesar pengunduran dirinya diakibatkan karena banyaknya kritikan terhadapnya atas kasus COVID-19 di Ceko yang terus naik.
VojtΔch mengatakan bahwa dia telah melakukan yang terbaik untuk mengelola epidemi COVID-19 di Republik Ceko, dan dia bangga dengan perubahan dalam perawatan kesehatan yang telah terjadi selama dia menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Menkes AS
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS), Alex Azar, mengundurkan diri dari jabatannya secara resmi pada 20 Januari 2021, tepat saat pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Surat pengunduran diri Azar menyinggung soal sukses pemerintahan Trump, termasuk soal pengembangan cepat vaksin dan pengobatan untuk virus Corona (COVID-19), yang disebutnya telah 'menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa warga Amerika'.
Tidak diketahui lebih lanjut apakah pengunduran diri Azar ini hanyalah simbolis untuk menunjukkan ketidaksepakatannya dengan Trump, yang di masa-masa akhir jabatannya terus melontarkan tuduhan kecurangan pilpres dan diduga menghasut pendukungnya untuk menyerang Gedung Capitol AS.
Menkes Peru
Menkes Peru, Pilar Mazzetti, mengundurkan diri dari jabatannya di tengah skandal yang menyebutkan mantan Presiden Martin Vizcarra disuntik vaksin virus Corona (COVID-19) lebih awal dari yang lain. Vaksinasi dilakukan jauh sebelum vaksin tersedia untuk publik.
Mazzeti yang menjabat Menkes sejak Juli 2020, telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Peru saat ini, Francisco Sagasti. Hal tersebut dilaporkan televisi nasional Peru TV pada Jumat (12/2/2021) waktu setempat.
Menkes Argentina
Menkes Argentina Gines Gonzalez Garci juga mengundurkan diri karena vaksinasi COVID-19 tak sesuai aturan main. Dia divaksin sebelum gilirannya. Gines Gonzalez Garci mengundurkan diri pada Jumat (19/2/2021) malam waktu setempat setelah Presiden Alberto Fernandez memintanya untuk berhenti setelah skandal itu.
"Menanggapi permintaan Anda, saya menyampaikan pengunduran diri saya dari jabatan Menteri Kesehatan," tulis Gonzalez Garci, seorang dokter berusia 75 tahun, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Fernandez.
Dia akan digantikan oleh salah satu wakil menterinya, Carla Vizzotti yang berusia 48 tahun, yang bertanggung jawab untuk mengamankan vaksin Sputnik V buatan Rusia untuk Argentina, negara pertama di Amerika Selatan yang menyetujui dan menggunakannya.
Lihat juga Video: Top! Yordania Negara Pertama Pemberi Vaksin Corona Gratis ke Pengungsi