Seorang pria gelandangan menyusup dan berkeliaran dengan bebas selama lima jam di pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang menjadi tempat pesawat kepresidenan AS, Air Force One, diparkir. Gelandangan itu dilaporkan bisa dengan mudah melewati pengamanan berlapis-lapis di pangkalan militer tersebut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (12/3/2021), insiden yang terjadi 4 Februari lalu itu diungkapkan oleh Inspektur Jenderal Angkatan Udara AS dalam laporan yang dirilis pekan ini. Insiden gelandangan menyusup dan berkeliaran di dalam pangkalan udara AS itu terjadi di Joint Base Andrews di Maryland.
Laporan itu menyebut seorang penyusup tanpa izin masuk ke Joint Base Andrews dan berhasil masuk ke dalam sebuah pesawat transpor C-40 di landasan. Namun ditegaskan laporan itu bahwa penyusup itu tidak mendekati Air Force One atau pesawat Boeing 747 yang biasa digunakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joint Base Andrews yang terletak di sebelah selatan Washington DC menjadi lokasi Presiden AS, Menhan AS dan para pejabat tinggi AS lainnya berangkat saat akan terbang untuk melakukan kunjungan atau agenda resmi.
Pangkalan udara itu juga menjadi titik kedatangan bagi pejabat atau kepala negara asing yang sedang berkunjung ke AS. Untuk alasan-alasan itu, keamanan di Joint Base Andrews selalu ketat.
Namun, seorang gelandangan itu bisa masuk ke dalam dan menghabiskan lima jam berkeliaran di sana, seperti mendatangi area food court, terminal VIP dan lokasi lain yang menarik perhatiannya.
Pria gelandangan, yang tidak disebut identitasnya, ini disebut memiliki penampilan unik dan diyakini tidak secara sadar mengetahui di mana dirinya berada saat insiden ini terjadi.
"Di kepalanya, dia memakai topi warna merah menyala atau merah muda yang menutupi sebagian telinganya dan memiliki bola khas di atasnya yang tampak seperti telinga tikus," sebut laporan Angkatan Udara AS yang banyak disensor itu.
Simak juga 'Biden Tunjuk 2 Jenderal Perempuan Calon Pemimpin Komando Militer AS':
Inspektur Jenderal Angkatan Udara AS menyebut kesalahan pertama ada pada penjaga gerbang utama, yang disebutnya teralihkan perhatiannya akibat masalah pribadi dan terhambat oleh protokol virus Corona (COVID-19), sehingga membiarkan pria gelandangan itu masuk meskipun tidak ada identitas yang valid.
Kesalahan kedua, pria gelandangan itu bisa berjalan ke landasan karena gerbang otomatis mengalami malfungsi. Kesalahan ketiga, saat gelandangan itu masuk ke dalam pesawat C-40, ada dua awak yang sedang menjalani pelatihan yang melihatnya namun mengabaikannya.
Setelah pria gelandangan itu turun dari pesawat, dia kembali ke area terminal di mana perilakunya mencurigakan akhirnya menarik perhatian. Petugas keamanan kemudian menangkap pria itu.
Inspektur Jenderal Angkatan Udara AS, Sami Said, memastikan bahwa pria gelandangan itu tidak pernah mendekati Air Force One, yang diparkir di lokasi yang cukup jauh dan dilindungi oleh pengamanan yang lebih ketat.
Laporan Angkatan Udara AS itu menyimpulkan bahwa pria tersebut adalah seorang gelandangan, yang hidup di dalam mobilnya dan meskipun dia cukup sering ditangkap pihak berwenang, dia tidak menunjukkan niat jahat.
Selama interogasi, sebut laporan itu, pria gelandangan tersebut mengatakan bahwa 'dirinya datang ke pangkalan karena ingin melihat pesawat'. Tidak diketahui pasti apakah pria itu akan didakwa terkait insiden ini.