Kisah Pilu di Myanmar: Demonstran Tewas, Pengungsi 'Terdampar'

Round Up

Kisah Pilu di Myanmar: Demonstran Tewas, Pengungsi 'Terdampar'

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Mar 2021 21:09 WIB
Residents look on as soldiers block a road after arriving to arrest railway staff involved in the Civil Disobedience Movement (CDM), in protest over the military coup, at Mahlwagone Railway Station in Yangon on March 10, 2021. (Photo by STR / AFP)
Tentara Myanmar memblokir ruas jalanan di Yangon (AFP/STR)
Naypyitaw -

Situasi di Myanmar semakin memilukan dengan sejumlah orang tewas tertembak dalam unjuk rasa antikudeta yang terus berlanjut. Puluhan warga Myanmar lainnya 'terdampar' di perbatasan India saat berupaya melarikan diri dari kekacauan yang dipicu kudeta militer.

Tentara dan polisi Myanmar terus mengerahkan tindak kekerasan dalam menghadapi para demonstran antikudeta di berbagai wilayah. Sedikitnya tujuh orang tewas tertembak dalam unjuk rasa sepanjang Kamis (11/3) waktu setempat.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (11/3/2021), dalam unjuk rasa terbaru di kota Myaing, Myanmar bagian tengah, sedikitnya enam orang dilaporkan tewas terkena tembakan aparat keamanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enam pria tewas tertembak, sementara delapan orang luka-luka -- dengan satu pria dalam kondisi kritis," tutur seorang petugas penyelamat setempat kepada AFP.

Salah satu saksi mata menuturkan kepada AFP bahwa dia melihat lima korban tewas di antaranya tertembak di bagian kepala.

ADVERTISEMENT

"Kami berunjuk rasa secara damai. Saya tidak percaya mereka melakukannya," tutur seorang demonstran kepada Reuters via telepon. Demonstran berusia 31 tahun ini menuturkan dirinya membantu mengevakuasi jenazah korban ke rumah sakit.

Laporan media lokal menyebut satu orang lainnya tewas dalam unjuk rasa di distrik Dagon Utara, Yangon -- kota terbesar di Myanmar. Berbagai foto yang diposting ke Facebook menunjukkan seorang pria tergeletak dalam posisi telungkup di jalanan, dengan darah mengalir dari cedera di kepalanya.

Sejauh ini, lebih dari 2 ribu orang ditangkap dan lebih dari 60 orang tewas dalam unjuk rasa di berbagai wilayah. Polisi dan tentara Myanmar mengerahkan tindak kekerasan, termasuk menggunakan peluru tajam, dalam menghadapi para demonstran yang beraksi secara damai.

Sementara itu, puluhan warga Myanmar terpaksa menunggu di perbatasan untuk masuk ke wilayah India, setelah melarikan diri dari situasi kacau di negaranya. Otoritas India menyebut beberapa warga Myanmar di antaranya dipulangkan setelah nekat menyeberangi perbatasan kedua negara.

Mereka yang nekat menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah India, khususnya Mizoram, mencakup polisi dan pejabat yang menolak mematuhi perintah militer Myanmar. Diketahui bahwa India berbagi perbatasan darat dengan Myanmar, terutama di sepanjang Sungai Tiau.

Kepala desa Farkawn, Ramliana, di India menuturkan bahwa sedikitnya 85 warga Myanmar kini menunggu di perbatasan untuk masuk ke wilayah desanya. Dia menuturkan kepada AFP bahwa otoritas setempat sedang memeriksa apakah warga-warga Myanmar itu memiliki izin melintasi perbatasan, sebelum memperbolehkan mereka masuk.

Ramliana menyatakan bahwa warga desa mengirimkan lima karung beras dan satu karung dal kepada warga Myanmar yang menunggu di perbatasan.

Secara terpisah, seorang ketua dewan distrik Serchhip, K Lalngaizuala, menyatakan bahwa jumlah pasti warga Myanmar yang menyeberang ke wilayah belum bisa dikonfirmasi. "Kami bersiap karena lebih banyak lagi mungkin segera datang," ucapnya kepada AFP.

Sementara Assam Rifles, pasukan paramiliter nasional yang beroperasi di India bagian timur laut, menyebut delapan dari 136 orang yang telah melintasi perbatasan 'telah dikembalikan' ke Myanmar.

Tidak disebutkan lebih jelas apakah mereka yang dipulangkan berasal dari kepolisian Myanmar atau warga sipil. Pekan lalu, otoritas Myanmar meminta India memulangkan delapan polisi yang kabur ke negara itu.

Dituturkan Assam Rifles bahwa distrik Siaha di Mizoram menerima gelombang eksodus terbesar, dengan sedikitnya 101 warga Myanmar kabur ke wilayah itu.

"Orang-orang Myanmar ini termasuk warga sipil serta personel Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran Myanmar," tutur Assam Rifles dalam pernyataannya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads