Demonstran Prancis Duduki 3 Gedung Teater Minta Dibuka Kembali

Demonstran Prancis Duduki 3 Gedung Teater Minta Dibuka Kembali

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 10 Mar 2021 19:07 WIB
Gedung teater Shakespeare Globe di Prancis
Gedung teater di Prancis (Foto: BBC)
Paris -

Para demonstran di Prancis menduduki tiga gedung teater nasional pada hari Rabu (10/3) waktu setempat, untuk menuntut diakhirinya larangan kegiatan budaya yang diberlakukan karena pandemi COVID-19. Mereka merasa frustrasi lantaran pemerintah menghentikan pertunjukan selama berbulan-bulan.

Seperti dilansir AFP, Rabu (10/3/2021) sejumlah teater, bioskop, museum, dan ruang budaya lainnya telah ditutup sejak lockdown Prancis pada Oktober tahun 2020 lalu. Tempat-tempat itu masih tetap ditutup meskipun sebagian besar bisnis dibuka kembali pada Desember tahun lalu.

Selama berminggu-minggu, protes terhadap aturan itu terus meningkat, di mana ribuan orang menggelar aksi demo di kota-kota di Prancis untuk menuntut pembukaan kembali sektor budaya dengan tetap menerapkan social distancing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi di Paris itu berakhir dengan sekitar 50 orang memaksa masuk ke teater Odeon yang ditutup dan menolak untuk pergi. Aksi serupa terlihat pada hari Selasa (9/3) di dua teater lainnya - Teater Colline di timur Paris dan Teater Nasional Strasbourg. Para mahasiswa universitas juga berjaga-jaga di teater regional Pau di Prancis selatan, pada Senin (8/3) malam waktu setempat.

Karine Huet, Sekretaris Jenderal Persatuan Seniman Musikal Nasional di Prancis, mengatakan "ini adalah gerakan nasional".

ADVERTISEMENT

"Serikat pekerja regional telah merespons dan gerakan itu mulai dibangun. Mereka mulai terorganisir," katanya kepada AFP dari dalam Odeon pada hari Selasa (9/3).

Sebeumnya, Menteri Kebudayaan Roselyne Bachelot mengunjungi Odeon pada hari Sabtu (6/3) lalu, dan berjanji untuk melanjutkan pembicaraan, tetapi tanggapan serikat pekerja tetap tegas. Tindakan itu merupakan lanjutan dari protes "Rompi Kuning" yang mengguncang negara itu dua tahun lalu.

Di Teater Colline, puluhan siswa membawa papan bertuliskan: "Pembukaan penting" dan "Bachelot, jika Anda tidak membuka, kami datang untuk bermain di rumah Anda".

Sumber dari teater tersebut mengatakan sekitar 30 siswa seni telah diizinkan masuk ke teater oleh sutradara, penulis dan sutradara teater terkenal Wajdi Mouawad, yang berada di tengah-tengah latihan ketika mereka tiba pada hari Selasa (9/3).

Sementara itu, para mahasiswa di Strasbourg menggambarkan protes mereka sebagai "tindakan mobilisasi yang bertujuan untuk menunjukkan kepada pemerintah betapa beratnya situasi dan untuk meningkatkan hak-hak pekerja lepas yang dirugikan oleh krisis kesehatan". Mereka juga menyerukan aksi pendudukan serupa di seluruh Prancis.

Selain pembukaan kembali ruang budaya, para pengunjuk rasa menginginkan perpanjangan pembebasan pajak untuk freelancer (saat ini berlaku hingga Agustus 2021), dan dukungan yang lebih baik untuk pekerja musiman dan wiraswasta lainnya, serta upaya mendesak untuk mengatasi masalah keuangan dan krisis kesehatan mental yang dihadapi para pelajar di tengah pandemi.

Prancis dikenal memiliki salah satu sistem pendukung paling dermawan di dunia untuk seniman, memberikan upah layak bagi semua orang yang bekerja di sektor seni dan media. Namun, sejak pandemi Corona, sistem itu terganggu.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads