Hari Perempuan Internasional, 20 Ribu Wanita India Protes UU Pertanian

Hari Perempuan Internasional, 20 Ribu Wanita India Protes UU Pertanian

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Senin, 08 Mar 2021 17:15 WIB
Parade militer di hari Republik India diwarnai aksi protes ribuan petani. Mereka yang kebanyakan menggunakan traktor.
Ilustrasi demo petani India (Foto: AP/Altaf Qadri)
New Delhi -

Puluhan ribu wanita turut bergabung dalam aksi protes yang dilakukan para petani di pinggiran New Delhi, India pada Senin (8/3) ini. Sebagai upaya memperingati Hari Perempuan Internasional, mereka turut menuntut pembatalan undang-undang baru yang membuka pasar hasil pertanian bagi pembeli swasta.

Seperti dilansir Reuters, Senin (8/3/2021) para wanita tersebut menggunakan kerudung berwarna kuning cerah yang melambangkan warna ladang sawi. Mereka meneriakkan slogan-slogan, mengadakan pawai kecil, dan berpidato melalui pengeras suara.

"Ini hari yang penting karena melambangkan kekuatan perempuan," kata Veena (37) dari keluarga petani, yang hanya menyebutkan satu namanya untuk melindungi identitasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya yakin jika kami para wanita bersatu, maka kami dapat mencapai target kami lebih cepat," tambahnya, yang melakukan perjalanan dari negara bagian Punjab ke tempat aksi demo.

Menurut polisi dan penyelenggara acara, ada lebih dari 20.000 wanita yang berkumpul di lokasi demo yang terletak dekat perbatasan New Delhi dengan negara bagian Haryana itu.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah hari yang akan dikelola dan dikendalikan oleh perempuan, pembicara adalah perempuan, akan banyak perspektif feminis yang dibawa, dan diskusi tentang apa arti undang-undang ini bagi petani perempuan," kata aktivis pertanian Kavitha Kuruganti.

"Ini adalah satu kesempatan lagi untuk menampilkan dan menyoroti kontribusi petani perempuan, baik di bidang pertanian di India maupun untuk gerakan ini," imbuhnya.

Sejak Desember 2020, banyak petani yang ditemani keluarga mereka berkemah di tiga lokasi di pinggiran ibu kota India untuk menentang reformasi pertanian terbesar dalam beberapa dekade, yang menurut mereka merugikan petani.

Pemerintah India mengatakan reformasi akan membawa investasi swasta ke sektor pertanian, meningkatkan rantai pasokan dan mengurangi limbah kolosal.

Dihadapkan dengan protes, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan. Namun, para petani menuntut pencabutan UU itu dan menolak untuk menghentikan aksi demo.

Sektor pertanian menyumbang hampir 15 persen dari ekonomi India, dengan total senilai US$ 2,9 triliun dan mempekerjakan sekitar setengah total tenaga kerja di India.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads