Bubarkan Demonstran, Polisi Myanmar Tembakkan Gas Air Mata-Granat Kejut

Bubarkan Demonstran, Polisi Myanmar Tembakkan Gas Air Mata-Granat Kejut

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 06 Mar 2021 16:35 WIB
Police run while holding shields as they attempt to disperse protesters taking part in a demonstration against the military coup in Yangon on February 27, 2021. (Photo by Ye Aung THU / AFP)
aksi demo antikudeta terus berlangsung di Myamar (Foto: AFP/YE AUNG THU)
Jakarta -

Aksi demonstrasi antikudeta terus berlangsung di Myanmar. Pasukan keamanan Myanmar menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan para demonstran di kota Yangon pada hari Sabtu (6/3) ini.

Ini terjadi hanya beberapa jam setelah utusan khusus PBB meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap junta militer Myanmar atas pembunuhan para pengunjuk rasa.

Negara Asia Tenggara itu telah jatuh ke dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu. Kudeta tersebut telah memicu aksi-aksi protes besar-besaran dan aksi mogok kerja yang telah mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Sabtu (6/3/2021), aksi-aksi demo sporadis dilakukan di seluruh Myanmar pada hari ini. Media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan protes di distrik Sanchaung di Yangon, kota terbesar di negara itu. Tidak ada laporan korban jiwa.

ADVERTISEMENT

Lebih dari 50 pengunjuk rasa antikudeta telah tewas menurut PBB - setidaknya 38 orang tewas pada hari Rabu (3/3) saja.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan militer Myanmar lolos?" kata Utusan Khusus PBB, Christine Schraner Burgener pada pertemuan tertutup 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (5/3) waktu setempat.

"Sangat penting bahwa dewan ini tegas dan koheren dalam memberi tahu pasukan keamanan dan berdiri teguh dengan rakyat Myanmar, untuk mendukung hasil pemilu November yang jelas," imbuhnya.

Militer Myanmar sebelumnya mengatakan pihaknya telah menahan diri dalam menghentikan protes. Namun, militer menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan para demonstran mengancam stabilitas.

Simak juga 'Terekam CCTV! Tim Medis di Myanmar Dianiaya Polisi':

[Gambas:Video 20detik]



Pada hari Sabtu (6/3) ini, di kota Dawei, Myanmar selatan, pengunjuk rasa meneriakkan "Demokrasi adalah tujuan kami" dan "Revolusi harus menang". Pengunjuk rasa juga berkumpul di kota terbesar, Yangon.

"Harapan politik mulai bersinar. Kita tidak bisa kehilangan momentum revolusi," tulis salah satu pemimpin aksi demo, Ei Thinzar Maung, di Facebook. "Mereka yang berani bertarung akan mendapatkan kemenangan. Kami pantas menang," imbuhnya.

Setidaknya satu orang tewas oleh pasukan keamanan dalam protes pada hari Jumat (5/3) kemarin. Media lokal melaporkan, seorang pejabat dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi dan keponakannya juga ditikam sampai mati oleh para pendukung militer.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads