Para demonstran yang marah atas penanganan pemerintah Paraguay terhadap krisis virus Corona, bentrok dengan polisi. Bentrokan terjadi pada Jumat (5/3) waktu setempat saat para demonstran menyerang toko-toko dan membakar mobil-mobil.
Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet saat bentrokan di pusat Asuncion, ibu kota Paraguay tersebut. Seperti dilansir dari kantor berita AFP, sekitar 20 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Sebelum bentrokan, para demonstran berunjuk rasa di luar gedung Kongres untuk menuntut pengunduran diri Presiden Mario Abdo Benitez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Julio Mazzoleni mengajukan pengunduran dirinya usai mendapat serangan dari anggota parlemen, termasuk beberapa dari partai yang berkuasa, dan dari serikat pekerja kesehatan terkait penanganan pandemi. Pengunduran diri itu diumumkan pada hari Jumat (5/3) setelah pertemuan dengan presiden.
Sebelumnya pada hari Kamis (4/3) waktu setempat, Senat mengeluarkan resolusi yang menyerukan Mazzoleni untuk mundur. Resolusi itu diadopsi setelah disetujui oleh 30 dari 45 anggota Senat.
Wabah virus Corona (COVID-19) terus meluas di Paraguay dan para pejabat mengakui bahwa ancamannya serius.
"Kita berada dalam situasi kritis," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Paraguay, Hernan Martinez.
"Mari hindari keramaian. Ini satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan kita dari kolapsnya layanan kesehatan," imbuhnya.
Hingga Jumat (5/3) waktu setempat, Paraguay telah mencatat 165.811 kasus infeksi Corona dengan 3.278 kematian.
Ahli paru-paru Carlos Morinigo mengatakan bahwa rumah sakit "bekerja keras" dan "situasinya rumit."
(ita/ita)