Ada Ancaman Penyerbuan Gedung Capitol, Polisi AS Tingkatkan Keamanan

Ada Ancaman Penyerbuan Gedung Capitol, Polisi AS Tingkatkan Keamanan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 10:03 WIB
House of Representatives (HOR) atau DPR AS mulai mempertimbangkan pemakzulan kedua Donald Trump. Ia secara resmi dituduh menghasut pemberontakan dan penyerbuan para pendukungnya di gedung parlemen, Capitol Hill, Rabu (6/1/2021) lalu.
Ilustrasi (dok. AP Photo)
Washington DC -

Kepolisian Amerika Serikat (AS) meningkatkan keamanan di wilayah Washington DC, setelah intelijen menemukan dugaan plot terbaru untuk 'menembus Capitol' pada Kamis (4/3) waktu setempat. Plot terbaru ini mencuat dua bulan usai kerusuhan di Gedung Capitol yang didalangi pendukung mantan Presiden Donald Trump.

Seperti dilansir AFP, Kamis (4/3/2021), ancaman penyerbuan ini juga ditemukan di tengah teori konspirasi yang diyakini banyak pendukung Trump bahwa sang mantan Presiden AS itu akan dilantik untuk satu periode lagi.

"Kami telah memperoleh informasi intelijen yang menunjukkan dugaan rencana untuk menembus Capitol oleh sebuah kelompok milisi tak teridentifikasi pada Kamis, 4 Maret," demikian pernyataan Kepolisian Capitol AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah melakukan peningkatan keamanan yang signifikan untuk menyertakan pemasangan struktur fisik dan peningkatan kekuatan untuk memastikan perlindungan Kongres, publik dan para polisi," imbuh pernyataan tersebut.

Ditegaskan Kepolisian Capitol AS bahwa pihaknya 'menganggap serius informasi intelijen' itu.

ADVERTISEMENT

Pihak kepolisian menyoroti percakapan online dari beberapa orang anggota gerakan teori konspirasi QAnon yang memandang hari Kamis (4/3) waktu setempat sebagai hari pelantikan Trump. Sebagian besar Presiden AS dilantik pada 4 Maret hingga tahun 1933 silam, sebelum tanggalnya diubah menjadi 20 Januari.

Beberapa pengikut QAnon meyakini Trump dicurangi untuk menjabat periode kedua dan bahwa hari Kamis akan menandai kembalinya Trump ke kekuasaan untuk menghadapi komplotan rahasia global dari kalangan liberal pemuja setan.

Yang masih belum jelas adalah, apakah ancaman itu hanyalah obrolan online belaka oleh para ekstremis, atau akankah ancaman itu diwujudkan dalam tindakan dengan kelompok-kelompok milisi bergerak ke Washington DC untuk memicu masalah baru.

Simak juga 'FBI: TIdak Ada Bukti Konspirasi Saat Rusuh di Gedung Capitol':

[Gambas:Video 20detik]



Ancaman terbaru terhadap Gedung Capitol ini terjadi selang dua bulan setelah pada 6 Januari lalu, para pendukung Trump termasuk juga pengikut QAnon menyerbu Gedung Capitol dan memicu kerusuhan. Sedikitnya lima orang, termasuk seorang polisi AS, tewas dalam insiden itu.

Usai muncul laporan intelijen itu, pelaksana tugas (Plt) Sergeant at Arms pada DPR AS, Timothy Blodgett, merilis memo kepada seluruh anggota Kongres AS yang isinya memperingatkan mereka soal potensi unjuk rasa sekitar 4 Maret. Meskipun dalam memo disebutkan bahwa potensi kerusuhan tidak diantisipasi.

Namun Biro Penyelidikan Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri menganggap ancaman itu cukup serius dan merilis peringatan via buletin gabungan pada Selasa (2/3) malam waktu setempat yang menyebut adanya potensi kerusuhan pada 4 dan 6 Maret.

Sebagai antisipasi, Garda Nasional akan terus disiagakan di sekitar Gedung Capitol.

FBI juga menyatakan bahwa kasus ekstremisme domestik meningkat cukup substansial dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dari kelompok atau individu yang mendukung supremasi kulit putih.

"Kami memperkirakan ekstremis sarat kekerasan yang bermotif ras atau etnis, ekstremis antipemerintah atau anti-aparat, dan ekstremis domestik lainnya yang mengutip keluhan politik partisan yang kemungkinan besar memberikan ancaman terorisme domestik terbesar pada tahun 2021 dan kemungkinan hingga tahun 2022," sebut Asisten Direktur Kontraterorisme FBI, Jill Sanborn.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads