Kelompok pemberontak Houthi di Yaman kembali menembakkan proyektil ke Arab Saudi. Akibatnya, lima warga sipil terluka di sebuah desa perbatasan di selatan Arab Saudi.
Seperti dilansir AFP, Selasa (2/3/2021) mengutip kantor berita resmi Saudi, SPA, proyektil itu menghantam jalan umum di provinsi selatan Jizan pada hari Senin (1/2) waktu setempat. Korban luka terdiri dari tiga warga Saudi dan dua warga Yaman.
Sementara itu, dua rumah, sebuah toko kelontong dan tiga kendaraan juga rusak akibat serangan Houthi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Riyadh, Arab Saudi mengutuk serangan lintas batas itu. Kedubes AS meminta Houthi untuk "berhenti menyerang warga sipil tak berdosa dan terlibat dalam proses diplomatik untuk mengakhiri konflik ini".
Kelompok pemberontak Houthi tidak segera mengklaim bertanggung jawab.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemberontak yang didukung Iran itu telah meningkatkan serangan terhadap Arab Saudi, sementara mereka juga melancarkan serangan untuk merebut benteng terakhir pemerintah Yaman di Marib.
Pada hari Sabtu (27/2), ledakan keras mengguncang ibu kota Riyadh setelah koalisi yang dipimpin Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal Houthi. Akibatnya, pecahan peluru menghujani rumah-rumah warga sipil.
"Tidak ada korban yang dilaporkan tetapi setidaknya satu rumah sipil rusak," kata televisi pemerintah Al-Ekhbariya.
Secara terpisah, koalisi Saudi mengatakan pihaknya mencegat enam drone Houthi yang menargetkan wilayah selatan kerajaan itu - dua drone di kota Khamis Mushait, dan masing-masing satu drone di kota Jizan dan lokasi lainnya.
Perang Yaman dimulai pada September 2014, ketika Houthi merebut ibu kota Yaman, Sanaa dan mulai bergerak ke selatan untuk mencoba menguasai seluruh negara. Arab Saudi, bersama dengan Uni Emirat Arab dan negara-negara lain, kemudian melancarkan serangan-serangan udara untuk memerangi Houthi di Yaman pada Maret 2015.
Perang di Yaman dilaporkan telah menewaskan sekitar 130.000 orang, termasuk lebih dari 13.000 warga sipil yang tewas dalam serangan-serangan udara, dan menyebabkan jutaan orang berada di ambang kelaparan.