Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan mengatakan siap untuk mengadakan pemilihan lebih awal untuk membawa negara itu keluar dari krisis politik. Krisis ini terjadi setelah perang tahun lalu dengan Azerbaijan.
"Jika oposisi parlemen setuju untuk pemilihan awal, kami akan menyetujui pemilihan awal," kata Pashinyan kepada ribuan pendukung yang berkumpul di Yerevan, seperti dilansir AFP, Selasa (2/3/2021).
Pashinyan mengatakan siap memberi partai oposisi yang menuntut pengunduran dirinya 'kesempatan kedua' untuk mengalahkannya dalam pemungutan suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita pergi ke tempat pemungutan suara dan melihat pengunduran diri siapa yang dituntut rakyat," kata Pashinyan, yang merebut kekuasaan setelah mempelopori protes damai pada 2018.
Pashinyan berada di bawah tekanan yang meningkat dari oposisi karena penanganannya atas perang wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, yang membuat Armenia menderita kerugian besar dan setuju untuk menyerahkan sebagian wilayah ke Azerbaijan.
Pemimpin Armenia itu mengaku membuat kesalahan selama konflik tetapi mengatakan hanya rakyat yang dapat memutuskan siapa yang akan tetap berkuasa.
Beberapa ribu pendukung oposisi juga berkumpul pada Senin (1/3) di luar parlemen, di mana para aktivis telah mendirikan kamp tenda dan berjanji untuk tinggal sampai Pashinyan dan pemerintahnya mundur.
Simak video 'PM Armenia Tuduh Perwira Militer Berusaha Lakukan Kudeta':