PBB Ungkap Rute 2 Jet Pribadi yang Bawa Pembunuh Khashoggi Kabur dari Turki

PBB Ungkap Rute 2 Jet Pribadi yang Bawa Pembunuh Khashoggi Kabur dari Turki

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 13:22 WIB
Siapa Jamal Khashoggi? Wartawan Saudi yang hilang di Turki dan kenal Osama bin Laden
Jamal Khashoggi (Foto: BBC World)
New York -

Dua jet pribadi yang digunakan para pembunuh jurnalis kawakan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dimiliki perusahaan yang disita Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menjelaskan bagaimana dua jet pribadi itu membawa pembunuh Khashoggi kabur dari Istanbul, Turki.

Seperti dilansir CNN, Kamis (25/2/2021), hal itu terungkap dalam dokumen pengadilan yang diajukan terkait gugatan hukum ke pengadilan Kanada pada awal tahun ini. Dokumen itu dilabeli 'Top Secret' dan ditandatangani oleh seorang Menteri Saudi yang meneruskan perintah MBS sebagai pemimpin de-facto Saudi.

Dokumen itu menyebut bahwa dua jet pribadi yang digunakan skuad pembunuh Khashoggi pada Oktober 2018 dimiliki oleh Sky Prime Aviation, yang disita dan dipindahkan kepemilikannya ke Dana Investasi Publik Saudi -- badan milik negara yang mengelola dana investasi -- pada akhir tahun 2017 lalu. Dana Investasi Publik diketahui dikepalai oleh MBS sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara terpisah, laporan PBB soal pembunuhan Khashoggi dan data penerbangan publik menjelaskan bahwa dua jet pribadi jenis Gulfstream milik Sky Prime Aviation itu terbang dari dan ke Istanbul pada Oktober 2018 lalu, dengan membawa 15 pria yang tergabung dalam skuad pembunuh Khashoggi.

Laporan PBB itu menyebut bahwa usai Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, para pembunuhnya dengan cepat melarikan diri dan bergerak ke jet-jet pribadi itu.

ADVERTISEMENT

Satu jet pribadi, dengan nomor ekor HZ-SK1, baru saja mendarat di Turki pada malam hari itu. Sekitar 1 jam 15 menit kemudian, jet pribadi itu kembali mengudara dengan membawa enam anggota skuad pembunuh Khashoggi.

Empat setengah jam kemudian, satu jet pribadi lainnya dengan nomor ekor HZ-SK2 lepas landas dari Bandara Ataturk, Istanbul, dengan membawa tujuh pria yang juga anggota skuad pembunuh Khashoggi.

Disebutkan laporan itu bahwa jet pertama terbang melalui Kairo, Mesir, sedangkan jet kedua terbang melalui Duai, Uni Emirat Arab. Kedua jet pribadi itu terbang ke Riyadh, Saudi.

Dua anggota lainnya dari skuad pembunuh Khashoggi, menurut laporan PBB, meninggalkan Istanbul dan terbang menuju Riyadh menggunakan pesawat komersial.

Sky Prime Aviation sebelumnya diketahui dikelola oleh Salem Almuzaini, yang merupakan menantu dari mantan pejabat intelijen top Saudi, Saad Aljabri. Dokumen yang mengungkap kepemilikan terbaru Sky Prime Aviation ini diserahkan ke pengadilan Kanada terkait gugatan yang diajukan oleh sekelompok perusahaan Saudi yang menuduh Aljabri melakukan penggelapan. Gugatan diajukan awal tahun ini.

Merunut ke belakang, sebelum digugat terkait penggelapan, Aljabri terlebih dulu mengajukan gugatan ke pengadilan Washington DC, Amerika Serikat (AS), tahun lalu terhadap MBS. Dalam gugatannya, Aljabri yang mengasingkan diri ke Kanada menuduh MBS mengirimkan tim pembunuh untuk menghabisi dirinya hanya beberapa hari setelah Khashoggi dibunuh.

Otoritas Saudi yang sempat menyangkal, akhirnya mengakui Khashoggi tewas dalam operasi ekstradisi 'liar' yang berujung insiden. Namun Saudi membantah keterlibatan MBS dalam operasi itu.

Tahun 2019, penyidik HAM PBB, Agnes Callamard, menuduh Saudi telah melakukan 'eksekusi disengaja dan direncanakan' terhadap Khashoggi dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut. Seorang penyidik PBB dalam laporan tahun 2019 juga menyatakan 'tidak bisa dipahami' jika MBS tidak mengetahui operasi itu.

Dokumen yang mengungkap kepemilikan dua jet pribadi yang dipakai pembunuh Khashoggi ini diungkap menjelang dirilisnya laporan intelijen AS soal pembunuhan itu. Dirilisnya laporan intelijen ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menyelaraskan kembali hubungan dengan Saudi, setelah bertahun-tahun AS tidak berbuat apa-apa menyikapi catatan HAM Saudi dan intervensi Saudi dalam konflik Yaman.

Menurut Reuters, versi rahasia laporan intelijen itu telah diungkap kepada Kongres AS pada akhir tahun 2018. Namun pemerintahan mantan Presiden Donald Trump menolak permintaan para anggota parlemen AS dan kelompok-kelompok HAM untuk merilis laporan itu ke publik, dengan alasan menjaga kerja sama di tengah ketegangan dengan Saudi-Iran dan mempromosikan penjualan senjata AS pada Saudi.

Simak juga Video: Jejak Pembunuhan Khashoggi di Kantor Konsulat Saudi di Turki

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads