Otoritas Thailand telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Sinovac Biotech dari China sehingga membuka jalan bagi pelaksanaan vaksinasi Corona pertama di negara ini. Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-O-Cha menyatakan siap menjadi yang pertama disuntik.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/2/2021), Otoritas Makanan dan Obat-obatan (FDA) Thailand memberikan izin penggunaan darurat itu pada Senin (22/2) waktu setempat, atau beberapa hari sebelum Thailand menerima pasokan 200 ribu dosis vaksin Sinovac, atau yang disebut juga CoronaVac.
Pengiriman itu menjadi pasokan pertama, dari total 2 juta dosis vaksin Sinovac, yang akan diterima Thailand. Rencananya, otoritas Thailand akan memvaksinasi tenaga kesehatan sebagai prioritas utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"FDA telah mendaftarkan vaksin COVID-19 buatan Sinovac untuk penggunaan darurat bersyarat, efektif mulai 22 Februari," sebut Wakil Sekretaris Jenderal FDA Thailand, Surachok Tangwiwat, kepada Reuters.
Sementara itu, dalam pernyataan pada Senin (22/2) waktu setempat, Prayuth menuturkan dirinya akan langsung menerima suntikan vaksin Sinovac begitu pasokannya tiba di Thailand, yang diperkirakan pada Rabu (24/2) waktu setempat.
Meskipun otoritas kesehatan Thailand membatasi penggunaan vaksin untuk mereka yang berusia di bawah 60 tahun, Prayuth yang berusia 66 tahun menyatakan siap menerima dosis pertamanya.
"Saya siap untuk vaksinasi," tegas Prayuth dalam pernyataannya seperti dilansir Bangkok Post.
Thailand sejauh ini mencatat total 25.504 kasus Corona di wilayahnya, dengan 89 kematian. Dari total kasus itu, lebih dari empat perlima terdeteksi sepanjang Desember tahun lalu.
Pasokan pertama vaksin Sinovac -- 200 ribu dosis -- diperkirakan akan tiba dari China pada Rabu (24/2) besok. Pasokan kedua sebanyak 800 ribu dosis diperkirakan akan tiba pada Maret mendatang dan pasokan terakhir sebanyak 1 juta dosis akan diterima Thailand pada April mendatang.
Selain vaksin Sinovac, Thailand juga memesan 26 juta dosis vaksin Corona dari AstraZeneca dan mencadangkan 35 juta dosis lainnya dari produsen vaksin Inggris-Swedia itu. Pihak AstraZenca telah memberi izin kepada sebuah perusahaan Thailand untuk memproduksi vaksin secara domestik dan vaksin itu akan digunakan untuk program vaksinasi massal mulai Juni mendatang.