Menlu Iran Sebut Pemblokiran Inpeksi IAEA Tak Langgar Kesepakatan Nuklir

Menlu Iran Sebut Pemblokiran Inpeksi IAEA Tak Langgar Kesepakatan Nuklir

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 21 Feb 2021 17:47 WIB
Irans Foreign Minister Mohammad Javad Zarif addresses a joint news conference with his Iraqi counterpart following their meeting in Baghdad on July 19, 2020. (Photo by AHMAD AL-RUBAYE / AFP)
Menlu Iran Javad Zarif (Foto: AFP/AHMAD AL-RUBAYE)
Teheran -

Keputusan Iran untuk membatasi akses inspeksi ke pembangkit nuklirnya oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 23 Februari mendatang tidak berarti membatalkan kesepakatan nuklir 2015. Namun, Amerika Serikat harus mencabut sanksi terhadap Iran terlebih dahulu untuk menyelamatkan pakta tersebut.

"Semua langkah kami (untuk melanggar kesepakatan) dapat dibatalkan ... keputusan pada 23 Februari tidak mengabaikan kesepakatan yang ada, " kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dalam wawancara dengan TV Iran.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (21/2/2021) pada 23 Februari mendatang, di bawah undang-undang yang diberlakukan oleh anggota parlemen Iran tahun lalu, pemerintah berkewajiban untuk membatasi inspeksi IAEA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembatasan ini hanya akan memberikan akses IAEA ke situs nuklir tertentu dan membatalkan akses pengumpulan informasi, jika pihak lain tidak sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada hari Kamis (18/2) bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan Iran tentang kembalinya kedua negara ke perjanjian. Hal ini dilakukan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir sambil mencabut sebagian besar sanksi internasional.

ADVERTISEMENT

Diketahui mantan Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Iran dan AS masih berselisih soal siapa yang harus mengambil langkah pertama untuk menghidupkan kembali perjanjian 2015. Iran bersikeras AS harus mencabut sanksi yang diberikan mantan Presiden Donald Trump, sementara Washington mengatakan Teheran harus kembali untuk mematuhi kesepakatan terlebih dahulu.

"Amerika Serikat harus kembali ke kesepakatan dan mencabut semua sanksi ... Amerika Serikat harus tahu bahwa Iran tidak akan menyerah pada tekanan," katanya. Ia juga menambahkan bahwa Iran tidak sedang membuat senjata nuklir.

Sebelumnya, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, tiba di Teheran pada hari Sabtu (20/2), beberapa minggu setelah parlemen garis keras Iran menetapkan batas waktu hingga 23 Februari bagi Washington untuk mencabut sanksi. Jika sanksi tidak dicabut, Iran mengancam akan menghentikan inspeksi IAEA.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, mengatakan bahwa peraturan yang menerapkan protokol tambahan IAEA akan dibahas selama pertemuannya dengan Grossi.

Simak video 'Beri Selamat Biden, Israel Wanti-wanti Ancaman Iran':

[Gambas:Video 20detik]



(izt/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads